Cara Menulis Berita, Panduan untuk Pemula

Komunikasi Praktis

menulis berita

MAU belajar menulis berita? Anda pemula (newbie) di dunia jurnalistik atau media? Berikut ini cara menulis berita atau panduan teknik penulisan berita untuk pemula.

Sebelum membahas tips cara membuat berita, kita bahas dulu secara ringkas: apa itu berita, unsur-unsur berita, nilai berita, dan kode etik penulisan berita.

Berita merupakan produk utama jurnalistik. Membuat berita merupakan jurnalistik dasar atau keterampilan utama yang wajib dimiliki wartawan dan praktisi humas.

Pengertian Berita

Berita adalah laporan atau informasi tentang peristiwa terbaru yang menarik dan penting yang dipublikasikan di media massa (cetak, penyiaran, online).

Dalam bahasa Inggris, berita disebut news –dari kata new yang artinya “baru”, yaitu informasi baru yang belum ada sebelumnya atau hal baru bagi pembaca.

News dalam bahasa Inggris diartikan sebagai pelaporan atau laporan, yakni laporan tentang sebuah kejadian.

Berikut ini beberapa pengertian berita menurut bahasa dan asal-usul kata:

  • Information about recent events (The Oxford Paperback Dictionary).
  • Report of recent events and unknown information (Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary)
  • Vrit/Vritta (Sangsekerta): Vrit (ada/terjadi), vritta (kejadian/peristiwa).
  • Laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat (Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI).

Menurut Robert Tyell, berita adalah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi orang banyak, dan mampu membangkitkan selera masyarakat untuk mengikutinya.

Mochtar Lubis (sastrawan, budayawan, dan wartawan Indonesia) menjelaskan, berita adalah apa saja yang ingin diketahui banyak orang dan membacanya.

Nilai Berita

Sumber berita adalah peristiwa atau kejadian. Tidak semua kejadian layak menjadi berita atau layak diberitakan. Untuk menentukan kelayakan sebuah kejadian menjadi berita atau diberitakan, ada yang namanya nilai berita.

Nilai berita (news values) adalah acuan bagi wartawan dalam memberitakan sebuah peristiwa. Sebuah kejadian layak diberitakan jika memenuhi salah satu nilai berita sebagai berikut:

  1. Aktual –up to date, recent events.
  2. Faktual –real event.
  3. Penting –ketokohan (prominence) & dampak (consequences); orang penting & kepentingan umum.
  4. Menarik –Menghibur, Aneh/Ganjil, Dekat (Proximity), Human Interest, Seks, Konflik.

Secara umum, layak-tidaknya sebuah kejadian diberitakan mengacu pada ungkapan “If a dog bites a man, it is not news. But if a man bites a dog is news” (Bruce D. Itule).

Anjing menggigit orang itu bukan berita (tidak bernilai berita), namun jika orang yang menggigit anjing, itu baru berita.

Ungkapan itu bermakna, peristiwa harus unik dan menarik untuk bisa menjadi berita atau diberitakan.

Jenis Berita

Dalam jurnalistik dikenal banyak jenis berita, di antaranya:

  1. Berita Langsung (Straight news). Ini jenis berita tentang peristiwa terkini yang harus segera dilaporkan.
  2. Berita Mendalam (Depth News). Jenis berita yang secara detail menjelaskan sebuah peristiwa atau isu.
  3. Berita Opini (Opinion News). Berita berisi pendapat, opini, atau pernyataan seseorang.
  4. Berita Interpretasi (Interpretative News). Berita berisi penafsiran seseorang tentang sebuah peristiwa atau berita yang dikembangkan dari berita Straight News.

“Interpretative reporting is reporting news depth and with care, news refreshed with background materials to make it comprehensive and meaningful” (Lester Markel, editor, The Sunday New York Times).

“Pelaporan interpretatif adalah melaporkan berita secara mendalam dan hati-hati, berita disegarkan dengan materi latar belakang agar komprehensif dan bermakna”

Berita paling banyak dipublikasikan di media sehari-hari adalah berita langsung (straight news). Jenis berita inilah yang menjadi acuan dalam panduan cara menulis berita ini.

Elemen Pemberitaan: Unsur Berita

Unsur berita adalah elemen yang menjadi acuan dalam menulis berita. Hakikatnya, menulis berita itu menyusun elemen-elemen ini berdasarkan data atau fakta peristiwa.

Unsur berita ini dikenal dengan sebutan 5W+1H, singkatan dari:

  1. What (Apa yang terjadi)
  2. Who (Siapa pelaku atau orang yang terlibat dalam kejadian itu)
  3. When (Kapan kejadiannya)
  4. Where (Di mana terjadinya)
  5. Why (Kenapa hal itu terjadi)
  6. How (Bagaimana proses kejadiannya).

5w1h

Jadi, menulis berita itu menyusun laporan peristiwa dengan menuliskan kejadian apa, siapa yang terlibat, kapan kejadiannya, di mana, kenapa (latar belakang atau motif peristiwa), dan detail proses peristwa.

Struktur Tulisan Berita

Sebuah naskah teks berita atau berita berupa tulisan terdiri dari tiga bagian utama:

  1. Judul (Headline)
  2. Teras Berita (Lead)
  3. Isi Berita (Body).

Pada praktiknya, sebelum kata pertama di bagian teras, biasanya ada:

  • Baris tanggal (dateline)
  • Baris tempat (place line)
  • Baris nama wartawan atau penulis berita (byline).

Contohnya seperti dalam berita dalam gambar di bawah ini:

struktur naskah berita

Kode Etik, Prinsip Penulisan Berita

Dalam menulis berita, ada kode etik atau prinsip penulisan berita yang harus ditaati. Bagi wartawan Indonesia, ada kode etik jurnalistik.

Secara unviversal, kode etik menulis berita a.l.

  • Benar (Faktual, sesuai fakta, tidak bohong).
  • Tidak mencampurkan fakta dan opini
  • Berimbang (Balance, Covering Both Side)
  • Pedoman penulisan berita a.l.
  • Kemukakan fakta terpenting (piramida terbalik)
  • Gunakan Bahasa Jurnalistik (hemat kata, sederhana, lugas)

Cara Menulis Berita

Saatnya ke panduan cara menulis berita. Namun, sebelum menulis berita, kita harus tahu dulu bagaimana cara mengumpulkan bahan berita yang dikenal dengan istilah teknik reportase.

Ringkasnya, teknik reportase ada tiga:

  1. Observasi — liputan atau mengamati langsung peristiwa di lokasi.
  2. Wawancara — mengumpulkan informasi atau keterangan dari saksi, pelaku, dll.
  3. Riset Data — mengumpulkan data atau informasi dari arsip, buku, kliping, dll. Sekarang “Googling”.

Anggap saja bahan berita sudah ada. Misalnya, peristiwa aksi demonstrasi buruh/pekerja.

Berikut ini cara menulis beritanya:

1. Menulis Judul Berita

Judul berita adalah bagian terpenting berita. Judul merupakan kalimat pertama yang dilihat pembaca.

Teknik Penulisan Judul:

  • Gunakan kalimat lengkap, minimal Subjek dan Predikat (SP)
  • Usahakan menggunakan kalimat aktif, awali dengan Subjek.
  • Ringkas, antara 5-7 kata.
  • Mencerminkan isi.

Contoh Judul: “Mahasiswa Gelar Aksi Demonstrasi”.

2. Menulis Teras Berita

Teras adalah alinea pertama naskah berita. Seperti dalam contoh di atas, alinea umumnya ditempatkan setelah headline, placeline, dan byline.

Ada banyak jenis teras berita. Yang paling umum digunakan sekaligus paling mudah adalah jenis teras 5W1H, yaitu teras berita yang diawali dengan salah satu unsur berita, biasanya unsur WHO (Siapa).

Teras WHO mengedepankan subjek/pelaku dengan rumus who does what (siapa melakukan apa, kapan, di mana, kenapa, dan bagaimana).

Contoh: Ratusan mahasiwa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat (20/11/2020). Mereka mendesak pemerintah membatalkan undang-undang yang merugikan rakyat.

Teras di atas terdiri dari unsur:

  • WHO: mahasiswa
  • WHAT: menggelar aksi demonstrasi
  • WHERE: di depan Gedung DPR/MPR
  • WHEN: Jumat (20/11/2020)
  • WHY: mendesak pemerintah membatalkan undang-undang yang merugikan rakyat.

Baru ada lima unsur dalam teras. Satu unsur lagi, yakni HOW (bagaimana), disajikan dalam tubuh berita karena berupa rincian atau detail peristiwa.

Panduan Umum Penulisan Teras Berita

Berikut ini panduan umum penulisan teras berita dari PWI. Dalam buku Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, Rosihan Anwar (1984 : 131-133) memaparkan asal mula disepakatinya pedoman penulisan teras berita.

Pada Karya Penulisan Wartawan XIII PWI Pusat yang diselenggarakan pada tanggal 10 – 15 Oktober 1977, disepakati sepuluh pedoman penulisan teras berita, yaitu:

1. Teras berita menempati alenia pertama dan harus mencerminkan pokok terpenting berita.

2. Teras berita umumnya terdiri dari satu kalimat dan kurang dari tiga kalimat.

3. Teras berita yang mengikuti kaidah Bahasa Indonesia umumnya terdiri dari 30 – 45 perkataan. Jika teras berita disajikan dengan singkat atau kurang dari 25 perkataan, maka teras berita akan menjadi lebih baik.

4. Teras berita ditulis dengan singkat agar:

Mudah ditangkap dan cepat dimengerti, mudah diucapkan depan radio dan televisi, dan mudah diingat; Kalimat-kalimat disusun secara singkat dan sederhana, dengan tetap mengindahkan bahasa baku serta ekonomi bahasa sehingga menjauhkan kata-kata mubazir.

  • Jelas melaksanakan ketentuan “satu gagasan dalam satu kalimat”.
  • Tidak sekaligus memuat semua unsur 5W+1H atau 3A dan 3M yaitu “APA – SIAPA – MENGAPA – BILAMANA – DI MANA – BAGAIMANA”.
  • Dibolehkan memuat lebih dari satu unsur daripada 3A – 3M.
  • Hal-hal yang tidak begitu mendesak, namun berfungsi sebagai penambah atau pelengkap keterangan, hendaknya dimuat dalam badan berita.

5. Teras berita sebaiknya mengutamakan unsur APA. Unsur APA diberikan dalam ungkapan kalimat yang sesingkat mungkin yang menyimpulkan atau mengintisarikan kejadian yang diberitakan.

6. Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur SIAPA, karena hal ini selalu menarik perhatian manusia. Jika unsur SIAPA tidak terlalu menonjol, maka sebaiknya ia tidak dipakai dalam permulaan berita.

7. Teras berita jarang menggunakan unsur BILAMANA pada permulaannya. Sebab unsur waktu jarang merupakan bagian yang menonjol dalam suatu kejadian. Unsur waktu hanya dipakai sebagai permulaan teras berita, jika memang unsur itu bermakna khusus dalam berita itu.

8. Urutan unsur dalam teras berita sebaiknya unsur TEMPAT dulu, kemudian disusul oleh unsur WAKTU.

9. Unsur BAGAIMANA dan unsur MENGAPA diuraikan dalam badan berita, jadi tidak dalam teras berita.

10. Teras berita dapat dimulai dengan kutipan pernyataan seseorang asalkan kutipan itu bukan merupakan suatu kalimat yang panjang. Dalam alenia berikutnya, hendaknya segera ditulis nama orang itu dan tempat serta kesempatan dia membuat pernyataan.

Contoh lain teras berita:

JAKARTA, KOMPAS.com – Jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta berjumlah 17.951 orang hingga Kamis (23/7/2020). Dari total kasus positif itu, sebanyak 11.302 pasien dinyatakan telah sembuh, sedangkan 767 pasien lainnya meninggal dunia.

BANJARNEGARA, KOMPAS.com – Fenomena embun es kembali terjadi di kawasan dataran tinggi Dieng, tepatnya Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

WONOGIRI, KOMPAS.com – Sepuluh kambing di Desa Kepyar, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dalam sepekan terakhir dilaporkan mati secara misterius. Penyebab matinya hewan ternak milik warga ini diduga karena diserang hewan buas.

3. Menulis Tubuh Berita

Setelah berhasil membuat judul dan teras berita, dijamin Anda bisa menulis tubuh berita (news body) dengan lancar. Jadi, kunci cara menulis berita adalah menulis judul dan teras.

Menurut Kompas,  body adalah bagian tengah dari sebuah teks berita. Tubuh berita merupakan kelanjutan dari lead.

Unsur 5W + 1H yang ada di lead, dikembangkan lebih jelas dan lebih terperinci lagi pada bagian ini.

Oleh karena itu, bagian tubuh berita biasanya adalah bagian yang paling panjang karena memuat banyak informasi. Informasi yang biasanya dimuat dalam bagian tubuh berita yakni penjelasan mengapa terjadi peristiwa, dan bagaimana peristiwa terjadi atau kronologi.

Tubuh berita biasanya diakhiri dengan Leg atau tail Leg, yang kadang disebut tail, yaitu kaki berita yang letaknya di paling akhir dari sebuah teks berita.

Bagian ini bisa memuat kesimpulan berita maupun informasi yang tidak terlalu penting.

Contoh:

  • Berita berjudul “2021, Pemerintah akan Bangun Bandara di Ibu Kota Baru”, bisa diakhiri dengan leg, “Warga sekitar berharap bandara mampu mendongkrak perekonomian.”
  • Berita berjudul “Kebakaran di Pasar Minggu, 20 Rumah Hancur”. Legnya yakni: “Belum diketahui penyebab kebakaran maupun ke mana warga akan mengungsi.”

Demikian cara menulis berita. Teruslah berlatih, maka keterampilan menulis berita Anda akan terasah.

REFERENSI: Asep Syamsul M. Romli, Bahasa Media : Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik, BATIC PRESS Bandung, 2009.Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan : Pedoman Kewartawanan dan Penulisan, BATIC PRESS Bandung, 2002.Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik: Daftar istilah penting jurnalistik cetak, radio dan televisi, Simbiosa Rekatama Media Bandung, 2008.

Tulis Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *