Market Driven Journalism merupakan praktik jurnalisme yang dikendalikan pasar atau berbasis pasar. Kini jurnalisme ini dipraktikkan dalam jurnalisme media online.
Jurnalisme online, yaitu praktik jurnalistik di internet atau media online, mengubah wajah jurnalisme. Orientasi wartawan atau media tampak lebih fokus ke pasar, konsumen (pembaca), dan mengabaikan kaidah jurnalisme yang baik dengan mempraktikkan jurnalisme umpan klik (clickbait journalism).
Dalam literatur jurnalistik, jurnalisma umpan klik ini selain merupakan praktik jurnalisme kuning di era internet, juga merupakan bentuk jurnalisme berbasis pasar atau “market driven journalism”.
Dalam kasus tertentu, jurnalisme berbasis pasar juga disebut “jurnalisme berbasis SEO”. Baik umpan klik, basis pasar, maupun basis SEO sama-sama membidik trafik, jumlah pengunjung, atau pageviews, dan ujung-ujungnya mengarah pada sumber penghasilan utama media massa saat ini: AdSense.
Jurnalisme Berbasis SEO
Situs web apa pun saat ini harus menerapkan SEO untuk bersaing di mesin pencari, khususnya Google Search. Pengguna umumnya datang ke sebuah halaman web melalui Google dan
media sosial.
Jurnalisme berbasis SEO adalah praktik jurnalistik berorientasi jumlah kunjungan pengguna internet. Pada praktiknya, ada dua jenis konten yang dihasilkan oleh media online atau situs berita untuk SEO yaitu, timeless content dan timely content.
- Timeless content adalah tulisan atau informasi yang akan tetap relevan bahkan ketika dibaca di masa depan. Disebut juga evergreen post yang tak lekang oleh zaman alias akan selalu update.
- Timely content berisi informasi viral yang sedang treding di media sosial –media yang paling banyak dibuka pengguna internet sejagat raya.
Timeless content juga merupakan strategi content marketing situs berita dengan memproduksi tulisan-tulisan ringan dan praktis, seperti tips dan “infotainment” atau berita tentang artis, selebritas, dan public figure lainnya.
Dengan praktik SEO itu pula, jurnalisme online kini menjadi jurnalisme berbasis pasar atau
market-driven journalism.
Dampak buruknya, jurnalisme yang berkualitas menurun. Munculnya SEO juga menyebabkan peningkatan “musuh abadi jurnalisme” yaitu umpan klik (clickbait) yang di era media cetak disebut jurnalisme kuning (yellow journlism) atau koran kuning (yellow papers).
Secara umum, jurnalisme berbasis pasar, jurnalisme umpan klik, dan dan jurnalisme SEO ini sebenarnya merupakan masalah klasik di ruang redaksi media massa: idealisme vs komersialisme.
Redaksi dan bagia iklan sering “konflik” akibat sebuah iklan yang dinilai tidak ideal secara dalam jurnalistik. Berita bagus hasil jerih-payah liputan wartawan sering harus mengalah demi pemuatan iklan dalam satu halaman penuh.
Kini “konflik kepentingan” antara berita dan iklan, idealisme vs uang, kian kentara. Pengamat media dan jurnalistik mengatakan, kapitalisasi yang kuat di industri media saat ini dapat melahirkan sebuah praktik jurnalisme yang dikendalikan oleh preferensi pasar yang bernama
market driven journalism ini.
Pengertian Market Driven Journalism
Market-driven journalism merupakan praktik jurnalisme yang mengikuti logika pasar guna menciptakan lingkungan yang mengarah pada komersialisasi.
Dalam market-driven journalism, audience lebih terlihat sebagai customer, dibandingkan sebagai citizen.
Dibandingkan dengan perannya sebagai pelayan publik dalam menyediakan informasi, media massa kini lebih ditujukan untuk menghasilkan uang, dan melayani kebutuhan iklan.
Pada akhirnya, hal ini hanya akan menghasilkan “berita sampah” (
junk news), yaitu berita-berita dengan kualitas buruk tetapi dapat menarik pembaca dengan jumlah besar, selayaknya
junk food yang merupakan selera publik secara global tetapi dibuat dari bahan-bahan berkualitas rendah.
Liputan yang seharusnya menyediakan dan menganalisis isu-isu tertentu, justru malah menyentuh kebutuhan serta keinginan personal masyarakat.
John McManus (1994) mengatakan jurnalisme berbasis pasar adalah jurnalisme yang didorong oleh pasar dengan memeriksa bagaimana produser berita tradisional di televisi, media cetak, dan online menyampaikan berita.
Tiga aspek jurnalisme online (sentralisasi, struktur dan aliran berita, dan temporalitas) diperiksa untuk menunjukkan bagaimana jurnalis dan perusahaan media berjuang untuk merekonsiliasi kepentingan komersial dan berita.
Berita yang digerakkan oleh pasar dan jurnalisme yang digerakkan oleh pasar sebagian besar dapat dipertukarkan.
Istilah ini juga mengacu pada jurnalisme yang ditargetkan pada audiens tertentu, biasanya digabungkan dengan iklan yang ditargetkan pada audiens yang sama.
Jelas, ini kadang-kadang dapat berarti bahwa isi dan tujuan dari berita yang diberitakan secara sadar atau tidak dimaksudkan untuk meyakinkan atau mengubah pendengar ke produk atau layanan yang diiklankan.
Demikian bahasan ringkas tentang Pengertian Market Driven Journalism, Praktik Jurnalisme Berbasis Pasar di Media Online.
Referensi:
https://www.umn.ac.id/apakah-seo-membunuh-jurnalisme/
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1207/s15506878jobem4604_3?journalCode=hbem20/
https://www.openpr.com/wiki/market-driven-news/
https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/10/070000365/ketika-berita-media-online-cuma-asal-viral