Instruktur pelatihan dan EO pelatihan kini sepi order. Lembaga pemerintahan yang dulu sering menggelar traning, kini tidak ada kabar. Kenapa lembaga pemerintahan sekarang jarang mengadakan pelatihan, termasuk pelatihan komunikasi –jurnalistik, humas, public speaking?
Ada beberapa alasan mengapa lembaga pemerintahan saat ini mungkin jarang mengadakan pelatihan, tergantung konteks dan kebijakan di masing-masing instansi. Berikut ini beberapa kemungkinan utama:
1. Anggaran yang Terbatas
- Banyak lembaga mengalami pemotongan anggaran atau realokasi dana ke prioritas lain, seperti infrastruktur, bantuan sosial, atau kesehatan.
- Pelatihan sering dianggap bukan kebutuhan mendesak, sehingga anggarannya dipangkas.
2. Digitalisasi dan Otomatisasi
- Pemerintah banyak mengadopsi sistem digital dan otomatisasi, yang membuat beberapa pelatihan manual tidak lagi dianggap relevan.
- Mereka cenderung menyediakan e-learning atau modul daring sebagai pengganti pelatihan tatap muka, yang mungkin tidak terlihat sebagai “pelatihan” dalam bentuk tradisional.
3. Perubahan Fokus Kebijakan
- Beberapa lembaga kini lebih fokus pada output dan hasil langsung (misalnya pelayanan publik, kinerja birokrasi), dibandingkan investasi jangka panjang seperti pengembangan SDM.
- Pelatihan dianggap kurang memberi hasil instan yang bisa diukur secara politik atau administratif.
4. Kurangnya Evaluasi Kebutuhan Pelatihan
- Tidak semua lembaga melakukan analisis kebutuhan pelatihan (training needs assessment).
- Akibatnya, pelatihan tidak menjadi bagian dari strategi peningkatan kinerja organisasi.
5. Beban Kerja Tinggi dan SDM Terbatas
- Pegawai sering terlalu sibuk dengan pekerjaan harian sehingga sulit meluangkan waktu untuk ikut pelatihan.
- Pelatihan dianggap mengganggu ritme kerja atau pelayanan publik.
6. Birokrasi dan Perizinan yang Rumit
- Proses administratif untuk menyelenggarakan pelatihan sering kali rumit dan memakan waktu.
- Peraturan pengadaan, honorarium, narasumber, dan lainnya bisa jadi penghambat.
Demikian alasan tren pelatihan menurun di kalangan lembaga pemerintahan dan lembaga lain atau perusahaan swasta. Alasan utamanya kemungkinan besar terkait anggaran atau efisensi.
Khusus kasus instruktur secara personal sepi order, ini penjelasannya:
“Kondisi instruktur pelatihan yang sepi order dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk persaingan yang ketat, kurangnya promosi, dan perubahan tren kebutuhan pelatihan.”
Untuk mengatasi masalah ini, instruktur dapat fokus pada peningkatan kualitas pelatihan, memperluas jaringan, dan memanfaatkan platform digital untuk menjangkau lebih banyak peserta.