Syarat dengan Makna? Sarat Makna! (Penulisan Kata)

Komunikasi Praktis
arti sarat bahasa media

Media kita masih suka keliru dalam menyusun kata atau kalimat. Penulisan kata baku dan tidak baku sering tertukar. Yang lebih parah, penulisan kata yang salah mengandung makna yang berbeda pula! Catatan Romeltea.

“Syarat dengan Makna.” Demikian suara plus tulisan yang terselip dalam promosi program (program exposure) “Mata Hati” KOMPAS TV (STV Bandung) yang “kebetulan” saya tonton antara jam 10.30-10.45 WIB, hari ini (24/10/2013).

Kata-kata “Syarat dengan Makna” itu membuat saya tersenyum sambil geleng kepala. “Aduh, ini sekelas Kompas, kok salah tulis ya?” Begitu kira-kira pikir saya saat itu.

Salah tulis? Iya, keliru! Ada dua kekeliruan dalam kalimat “Syarat dengan Makna”:

  1. Salah tulis, salah eja.
  2. Pemborosan kata.

Dikatakan salah tulis, maksudnya ‘kan SARAT MAKNA (penuh arti). Pengertian SYARAT dan SARAT beda banget lho!

Ini dia pengertian SYARAT dan SARAT menurut Kamus Bahasa.

sya·rat (1) janji (sbg tuntutan atau permintaan yg harus dipenuhi); (2) segala sesuatu yg perlu atau harus ada (sedia, dimiliki, dsb); (3) segala sesuatu yg perlu untuk menyampaikan suatu maksud; (4) ketentuan (peraturan, petunjuk) yg harus diindahkan dan dilakukan; (5) biaya (barang-barang dsb) yg harus diberikan kpd guru pencak, dukun, dsb.

sa·rat (1) penuh dan berat (krn berisi muatan atau krn banyak buahnya dsb); (2) terlalu banyak dan terlalu berat; (3) penuh mengandung (air, kesusahan, dsb); (4) ki bunting; mengandung;

Jelas, yang benar atau baku adalah SARAT, bukan SYARAT! Itu kekeliruan pertama.

Kekeliruan yang kedua, ungkapan “Syarat dengan Makna” itu bukan kalimat efektif juga bukan bahasa jurnalistik. Kata “dengan” harus dibuang sehingga menjadi “Sarat Makna”.

Nah, kalo sekelas KOMPAS saja bisa salah begitu fatal, bagaimana dengan kelas yang jauh di bawahnya?

Saya yakin, KOMPAS TV akan segera menyadari kekeliruannya dan mengoreksi/mengedit iklan “Mata Hati” tersebut –mengubah “Syarat dengan Makna” menjadi “Sarat Makna“.

Saya yakin, KOMPAS juga mengetahui betul bahwa media merupakan “guru bahasa” paling berpengaruh. Yang disiarkan TV (media), umumnya dianggap benar oleh publik, terutama penonton yang awam soal komunikasi bahasa. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).*

Discover more from Komunikasi Praktis

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading