Slide Presentasi Powerpoint yang Baik dan Menarik

Komunikasi Praktis
Slide Presentasi Powerpoint yang Baik dan Menarik

Cara Membuat Slide Presentasi Powerpoint yang Baik dan Menarik.

Komunikasi Praktis — Slide presentasi yang baik dan menarik, biasanya merujuk pada rumus slide presentasi powerpoint Guy Kawasaki: 10/20/30, yaitu jumlah slide 10 halaman, dipresentasikan dalam waktu 20 menit saja, dan ukuran hurufnya 30 point.

Tentu bukan hanya itu kriteria slide presentasi yang baik, masih ada kriteria lainnya. Namun, intinya, slide powerpoint adalah alat bantu visual untuk menunjang presentasi. Slide adalah “contekan” atau “pointers” presentasi yang membantu audiens memahami yang dipresentasikan.

Slide adalah jenis komunikasi visual untuk memperjelas ide, pemikiran, informasi, atau materi presentasi. Bukan presentasi itu sendiri. Karenanya, slide presentasi hendaknya ringkas, berisi sesedikit mungkin teks, karena ia bukan dokumen atau makalah.

Dengan menggunakan slide, kita menggabungkan antara komunikasi visual (gambar) dengan komunikasi verbal (lisan). Kita berbicara menjelaskan, slide mendukung penjelasan itu.

Agar Slide Presentasi Powerpoint baik dan menarik, maka HINDARI pantangan berikut ini:

  1. Huruf terlalu kecil. Ingat rumus Kawasaki: besar huruf minimal 30 point.
  2. Jangan gunakan KAPITAL semua. Huruf kapital mengurangi tingkat keterbacaan (readability). Bikin mata lelah dan lambat dipahami.
  3. Jangan tebal (bold) semua. Gunakan huruf tebal sesekali saja, pada poin tertentu.
  4. Jangan terlalu banyak jenis font (huruf). Cukup 1-2 jenis huruf saja.
  5. Jangan terlalu banyak warna. Jangan “menor”, apalagi warna plus kerlap-kerlip (animasi).
  6. Jangan terlalu banyak teks. Ingat Rule of Three. Idealnya, satu slide berisi tiga poin saja.
  7. Latar belakang terlalu terang atau terlalu gelap.
Tampaknya, yang pantangan slide presentasi powerpoint paling sering dilanggar adalah nomor 6, terlalu banyak teks, dikarenakan banyak presenter yang “copy paste” seluruh teks (naskah) makalah ke dalam salide.
Presenter tampak ingin “memasukkan semua teks” dalam slidenya, mungkin takut lupa. Namun, akibatnya, slide bukan lagi sebagai alat bantu, tapi menjadi presentasi itu sendiri. Jika demikian, presenter tidak harus bicara. Persilakan saja audiens membaca slide!
Pelanggaran atas pantangan no. 6 itu juga menyebabkan pelanggaran yang lain, yaitu “membacakan slide” atau “berbicara persis sebagaimana tampilan dalam slide”. 
Bagaimana dengan Anda? Poin mana yang sering Anda langgar dalam membuat slide presentasi powerpoint? (www.komunikasipraktis.com).*

Discover more from Komunikasi Praktis

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading