Pengertian Teknopreneur, Asal-Usul, Contoh, dan Tips Jadi Technopreneur

Komunikasi Praktis

Pemerintah dikabarkan siap menerapkan progam Kartu Prakerja. Kabarnya, kartu itu untuk memfasilitasi calon pekerja menjadi teknopreneur. Apa itu teknopreneur (technopreneur)?

Pengertian Teknopreneur

Pengertian Teknopreneur

Secara bahasa, teknopreneur (technopreneur) adalah pengusaha teknologi atau wirausaha teknologi (KBBI). Istilah ini terdiri dari dua kata, technology dan entrepeneur.

Dalam bahasa Inggris, entrepeneur artinya pengusaha, yaitu seseorang yang mengatur dan mengoperasikan bisnis atau bisnis.

Entrepreneur secara bahasa berarti orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Dalam literatur ekonomi, entrepreneur didefinisikan sebagai sesesorang yang menciptakan bisnis atau usaha dengan keberanian untuk mengambil risiko guna mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada.

Jadi, pengertian teknopreneur adalah pelaku usaha di bidang teknologi. Mereka sering juga disebut pelaku ekonomi digital, seperti usaha rintisan atau start-up.

Teknopreneur adalah salah satu dampak Revolusi Industri 4.0.

Menurut Oxford Dictionary, technopreneur adalah “a person who sets up a business concerned with computers or similar technology” (seseorang yang mendirikan bisnis yang berkaitan dengan komputer atau teknologi serupa).

Teknopreneur sering disebut “entrepreneur modern” karena berbasis teknologi terkini

Seorang teknopreneur adalah wirausahawan yang paham teknologi, kreatif, inovatif, dinamis, berani tampil beda dan menempuh jalan yang belum dijelajahi, dan sangat bersemangat dengan pekerjaan mereka.

Mereka mengambil tantangan dan berusaha untuk menjalani hidup mereka dengan kesuksesan yang lebih besar. Mereka tidak takut gagal. Mereka menganggap kegagalan sebagai pengalaman belajar, stimulator untuk melihat sesuatu secara berbeda dan melangkah untuk tantangan berikutnya.

Technoprenuers terus melalui proses organik perbaikan berkelanjutan dan selalu berusaha untuk mendefinisikan kembali ekonomi digital yang dinamis.

Asal-Usul Teknopreneur

Istilah teknopreneur muncul di akhir tahun 1990-an seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet.

Istilah teknopreneur mulai booming di tahun 2000-an setelah teknologi internet masuk ke pelosok-pelosok.

Pendirian dan pengembangan perusahaan Information Technology (IT), seperti Microsoft, Yahoo, dan Google, juga dilakukan teknopreneuer.

Kesuksesan Google sebagai salah satu perusahaan teknologi yang mengawali kariernya dari sebuah startup.

Teknopreneur ternama, Bill Gates, bahkan menjadi orang terkaya nomor satu di dunia versi majalah Forbes.

Sebagaimana enterpreneur pada umumnya, seorang teknopreneur mampu melihat peluang yang ada di sekitar mereka.

Saat ini sangat terbuka peluang untuk menjadi teknopreneur melalui bisnis online. Anda bisa memulainya dengan blogging, lalu mengembangkannya menjadi blog bisnis.

Ketekunan blogging dan belajar pemrograman akan meningkatkan kemampuan “coding” yang bisa berujung pada penciptaan aplikasi.

Sudah banyak bermunculan teckopreneur sukses dunia saat ini, seperti mereka yang mendirikan Facebook, Twitter, Microsoft, Google, Kaskus, Go-Jek, Bukalapak, dll.

Tips Jadi Technopreneur

Tips Menjadi Technopreneur

Banyak tips menjadi teknopreneur yang dibagikan sejumlah pelaku technopreneurship. Pendiri Gojek, Nadiem Makarim, misalnya, memberikan lima tips dalam memulai bisnis di bidang teknologi sebagai berikut:

1. Jangan takut mengambil risiko

Takut mengambil risiko berarti mengahalangi diri sendiri dalam melakukan berbagai hal.

2. Rekrut tim terbaik

Memulai bisnis di bidang teknologi tidak dapat dilakukan hanya seorang diri, tapi memerlukan orang-orang terbaik untuk mendukung dan melengkapi dalam penciptaan teknologi yang akan diaplikasikan pada bisnis.

Sebuah bisnis akan memiliki teknologi mutakhir berkat tim yang bekerja sama, bukan bergantung hanya dari satu orang talenta IT atau programmer.

3. Menerima feedback dari market.

Dengarkan apa komentarnya mengenai produk atau jasa sehingga teknologi yang ciptakan juga akan makin berkembang menjadi lebih baik.

4. Pantang menyerah.

Salah satu keuntungan berbisnis di bidang teknologi ialah dapat menempuh berbagai pilihan cara untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Kreativitas juga sangat diperlukan. Sikap pantang menyerah akan diikuti dengan solusi yang mungkin bisa diterapkan, akan melalui berbagai macam percobaan dan kegagalan untuk menemukan yang terbaik.

5. Bersenang-senanglah!

Bisnis di bidang teknologi dapat membawa perjalanan karier selangkah lebih mau dibandingkan orang lain. Technopreneur sudah dapat menerapkan teknologi dalam permasalahan yang sama.(Hitsss).

Produk dan Manajemen Orang

Tips lainnya antara lain dari pendiri Indonesia Medika, Gamal Albinsaid.

Ia mengatakan, technopreneur benar-benar menguji kapasitas kita sebagai seorang leader dan manager di saat yang sama. Menguji kemampuan people management kita, bagaimana kita bisa memimpin tim untuk menghasilkan sebuah project yang solving problem.

Menurutnya, penyebab kegagalan start-up yang paling sering ialah produk yang tidak memenuhi kebutuhan pasar

Terdapat ada tiga basis fundamental yang harus dipegang oleh seorang calon technopreneur, yaitu produk, marketing, dan finance (keuangan):

1. Produk 

Pastikan produk memenuhi kebutuhan pasar, mampu menyelesaikan masalah, pastikan produk itu benar-benar diharapkan masyarakat.

Ide itu hipotesa, lakukan analisis kebutuhan pasar. Ide perlu diuji apakah tepat menyelesaikan masalah atau tidak.

2. Marketing

Setelah kita buat produk bagaimana cara orang tahu aplikasi kita.

3. Finance. 

Keuangan untuk membuat produk kita dan marketing bisa terlaksana.

Dalam memulai technopreneurship, siapa pun yang ingin menjadi seorang technopreneur, bedakan antara bisnis dan teknologi. Sebabsering sekali orang berpikir bahwa memulai bisnis harus dari teknologi.

Sebagai entrepreneur, kita harus berpikir bisnisnya dulu: dibutuhkan atau tidak, diuji dulu atau tidak.

Faktor paling penting dalam perusahaan adalah people management atau manajemen sumber daya manusia (SDM). Manusia yang akan menemukan uang, membuat produk, mengembangkan teknologi, berinovasi dan menganalisis ide. Seorang pemimpin harus mampu mengatur dan menempatkan karyawan atau tenaga kerjanya sesuai bidang yang ia kuasai.

Jadi, yang paling penting itu people management. Bagaimana kita bisa meng-empower semua orang, elemen, mitra, yang berelasi dengan kita untuk mencapai misi kita. (Unair)

Survei dan Inovasi

Tips menjadi teknopreneur juga dilansir laman Solopos. Disebutkan, ada beberapa tips yang harus diperhatikan pemula yang ingin terjun sebagai technopreneur.

1. Penelitian Pasar

Lakukan penelitian pasar untuk mengetahui persoalan yang ingin dipecahkan dan dibutuhkan masyarakat. Setelah itu, hasil penelitian diwujudkan dalam sebuah produk sebagai solusi pemecahan masalah tersebut.

Melihat kebutuhan pasar itu memang perlu karena orang hanya akan membeli produk yang dapat memecahkan persoalan mereka. Ketika teknologi itu tidak memberikan solusi bagi masyarakat, tidak akan ada yang membeli.

2. Produk Unik dan Unggul

Produk yang dibuat harus memiliki keunggulan dan keunikan sehingga berbeda dari produk-produk lainnya yang telah beredar di pasaran.

3. Pangsa Pasar

Tentukan pangsa pasar sehingga produk yang dibuat dapat disesuaikan dengan spesifikasi target market. Hal tersebut juga dapat mempermudah dalam menentukan harga.

4. Tes Pasar

Setelah produk tersebut dihasilkan, harus melakukan tes pasar untuk mengetahui tanggapan pasar sebelum produknya dibuat secara massal.

5. Inovasi

Terus melakukan inovasi-inovasi yang membuat produk tersebut menjadi semakin unggul dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Sebab seorang technopreneur harus mampu mengombinasikan antara kecanggihan teknologi dan jiwa entrepreneur.

6. Hak Cipta

Yang tidak kalah pentingnya adalah mendaftarkan produk tersebut di Ditjen Hak Kekayaan Intelektual untuk mendapatkan hak paten. Karena produk Anda berbasis teknologi dan ide kreatif, hak paten itu penting sebagai perlindungan agar tidak ada yang meniru

Demikian pengertian teknopreneur, contoh technopreneur, dan tips menjadi teknopreneur. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).*

Discover more from Komunikasi Praktis

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading