Pengertian Soft Skill vs Hard Skill dan Peran Komunikasi Praktis

Komunikasi Praktis
Pengertian Soft Skill vs Hard Skill dan Peran Komunikasi Praktis
Istilah soft skill dan hard skill sering muncul saat berbicara tentang dunia kerja. Seorang pekerja atau calon karyawan harus memiliki dua jenis keterampilan tersebut. Berikut ini Pengertian Soft Skill vs Hard Skill, termasuk terkait keterampilan komunikasi (communication skills).
Hard skill mengacu pada pengetahuan dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan tugas pekerjaan mereka secara efektif. 
Soft skill, di sisi lain, adalah kualitas pribadi yang membantu karyawan benar-benar berkembang di tempat kerja.

Berdasarkan riset LinkedIn, 57% pemimpin perusahaan —termasuk Facebook dan Google— percaya bahwa soft skill lebih penting dibandingkan hard skill.

Alasannya, perusahaan cenderung memilih karyawan yang mungkin secara kemampuan hard skill biasa saja, tapi punya soft skill bagus, seperti mau belajar, bekerja keras, dan mudah bekerja sama, dibandingkan mereka yang secara akademis punya IPK tinggi, tapi sulit diajak bekerja sama dalam tim dan tak punya kemampuan komunikasi yang bagus.

Pengertian Soft Skill

Soft skill itu mirip dengan bakat. Seperti layakya bakat, soft skill akan menunjukkan keterampilan yang dimiliki setiap orang dan harus dikembangkan untuk menemukan jati diri mereka.

Menurut Lindsey Pollak, pakar karier multigenerasi dan penulis buku Becoming The Boss, soft skill adalah aspek yang paling penting untuk dimiliki ketika menjajaki dunia kerja.

Soft skill adalah kemampuan non-teknis yang secara alami ada pada diri seseorang, termasuk kemampuan dalam komunikasi, kepemimpinan, dan sosialisasi.

Atribut soft skills meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Soft skill ini tidak bisa didapat dengan cara dihafal atau dipelajari dalam jangka waktu yang singkat.

Soft skill menyangkut hal yang tidak bisa dipelajari di bangku sekolah, kuliah, atau pelatihan. Karenanya, soft skill disebut elemen non-academic skills.

Berdasarkan hasil penelitian, ada tujuh jenis soft skills yang harus dimiliki pencari kerja atau seseorang dalam mengembangkan kariernya:

  1. Keterampilan berkomunikasi (communicative skills)
  2. Keterampilan berpikir dan menyelesaikan masalah (thinking skills and problem solving skills)
  3. Kekuatan kerja tim (team work force)
  4. Belajar sepanjang hayat dan pengelolaan informasi (life-long learning and information management)
  5. Keterampilan wirausaha (entrepreneur skill)
  6. Etika, moral, dan profesionalisme (ethics, moral and professionalism)
  7. Keterampilan kepemimpinan (leadership skills).

Dalam kaitannya dengan dunia kerja di tempat bekerja, contoh soft skill antara lain sebagai berikut:

  1. Kemampuan beradaptasi dengan orang lain
  2. Kemampuan dalam bernegosiasi
  3. Kemampuan dalam kepemimpinan
  4. Kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah.

Mengutip laman The Balance Careers, kemampuan berkomunikasi adalah soft skill nomor satu yang harus dimiliki oleh setiap pekerja atau karyawan.

Kuncinya adalah bagaimana bisa meletakkan diri di berbagai situasi, di mana kita tahu kapan harus berbicara lebih sopan atau lebih santai, bisa membaca situasi yang tepat untuk beropini, dan kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik.

Berbagai contoh soft skill dengan dasar komunikasi meliputi:

  1. Kemampuan bernegosiasi, 
  2. Kemampuan persuasi, 
  3. Kelancaran presentasi, 
  4. Berbicara di depan umum (public speaking), 
  5. Membaca bahasa tubuh (body language) lawan bicara, 
  6. Kemampuan menggunakan komunikasi non-verbal (seperti intonasi nada, gestur tangan, ekspresi wajah, dsb.).

Contoh soft skill dalam kemampuan berpikir kritis antara lain kreativitas, fleksibilitas, tingginya rasa ingin tahu, kemauan belajar hal baru, dan kemampuan memecahkan masalah.

Soft skill yang termasuk dalam aspek perilaku baik antara lain kepercayaan diri, kooperatif dalam tim, antusiasme tinggi, kejujuran, kesabaran, selera humor yang baik, dan sembagian waktu yang imbang antara kerja dan kehidupan luar kantor.

Cara Mendapatkan Soft Skill

Tidak seperti hard skill yang dipelajari, soft skill mirip dengan emosi atau wawasan yang memungkinkan orang untuk “membaca” orang lain. Ini jauh lebih sulit untuk dipelajari, setidaknya di kelas tradisional. Mereka juga jauh lebih sulit untuk diukur dan dievaluasi.
Jika Anda sudah lama bekerja, kemungkinan Anda telah mengembangkan beberapa soft skill. Misalnya, jika Anda pernah bekerja di ritel, Anda telah bekerja di lingkungan tim. Jika Anda telah membantu pelanggan yang tidak puas menemukan resolusi, Anda telah menggunakan resolusi konflik dan keterampilan pemecahan masalah.
Jika Anda baru bekerja, pikirkan kegiatan lain yang telah Anda lakukan, baik melalui sekolah atau secara sukarela. Kemungkinan Anda harus berkomunikasi, beradaptasi dengan perubahan, dan memecahkan masalah.
Anda juga dapat merenungkan soft skill yang perlu Anda kembangkan. Misalnya, alih-alih hanya mendiskusikan masalah dengan manajer Anda, sarankan solusi untuk masalah tersebut. 
Jika Anda melihat rekan kerja Anda kesulitan, tawarkan untuk ikut serta. Jika ada proses yang dapat meningkatkan tempat kerja Anda, sarankan itu.

Pengertian Hard Skill

Hard skills –disebut juga keterampilan teknis (technical skill)– adalah jenis keterampilan yang sifatnya bisa langsung terlihat dan dipraktikkan.

Contoh hard skills adalah antara lain pemrograman komputer, desain web, menulis, akunting, keuangan, matematika, hukum, kemahiran berbahasa asing, mengetik cepat, merakit, mengemas, dan sebagainya.

Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya.

Alison Doyle, seorang pakar di bidang karier dan pencarian kerja, mengatakan, hard skill adalah kemampuan yang bisa dipelajari, dievaluasi, dan diukur. 

Doyle menyebutkan, hard skill adalah aspek yang dilihat pertama kali oleh perekrut pekerja dalam proses wawancara (interview) untuk membandingkan antara satu pelamar dan pelamar lain.

Doyle menggarisbawahi, hard skill adalah senjata utama seorang kandidat untuk menjajaki dunia kerja. Bahkan, untuk mencari yang kandidat dengan hard skill paling mumpuni, korporasi atau perusahaan berani menggelar ujian masuk yang sangat ketat.

Hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Biasanya, perusahaan mencantumkan persyaratan hard skill pada iklan lowongan kerja.

Hard skill sebagai keahlian utama bisa didapatkan melalui pendidikan formal dan berbagai program pelatihan, termasuk pelatihan dari kantor.

Hard skill bisa dipelahari, dievaluasi, dan diukur. Pada saat proses perekrutan dan wawancara kerja, perusahaan akan membandingkan hard skill satu kendidat dengan calon pegawai lainnya.

Istilah hard skills merujuk kepada pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan suatu proses, alat, atau teknik.

Hard skill lebih beriorentasi untuk mengembangkan intelligence quotient (IQ). Jadi dapat disimpulkan bahwa hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.

Laman The Balance Career menyebutkan, hard skill bisa kita peroleh dari edukasi formal, seperti perkuliahan, serta deretan program lain seperti pelatihan, magang, kelas singkat, kelas online, program sertifikasi, dan pelatihan di perusahaan (inhouse training).

Demikian Pengertian Soft Skill vs Hard Skill dan peran penting keterampilan komunikasi praktis.*

Discover more from Komunikasi Praktis

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading