Metaverse sendiri merupakan suatu teknologi Augmented Reality (AR) yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual.
Pengertian Metaverse
Pada dasarnya, metaverse adalah dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung, di mana orang dapat bertemu, bekerja, dan bermain, menggunakan headset realitas virtual, kacamata augmented reality, aplikasi smartphone, atau perangkat lain.
Metaverse adalah iterasi yang dihipotesiskan dari Internet, mendukung lingkungan virtual 3-D online yang persisten melalui komputasi pribadi konvensional, serta headset virtual dan augmented reality. Metaverses, dalam beberapa bentuk terbatas, telah diimplementasikan dalam video game seperti Second Life. (Wikipedia)
Secara sederhana, metaverse adalah dunia digital atau virtual (maya) yang menggabungkan beberapa elemen teknologi, seperti virtual reality, augmented reality dan video hingga media sosial.
Di metaverse, Anda dapat melakukan hal-hal seperti pergi ke konser virtual, melakukan perjalanan online, melihat atau membuat karya seni dan mencoba atau membeli pakaian digital.
Sebenarnya, istilah metaverse bukanlah hal yang baru. Melansir USA Today, Penulis Neal Stephenson dianggap sebagai pencipta istilah “metaverse” dalam novel fiksi ilmiah (science fiction) miliknya yang terbit pada 1992 “Snow Crash”.
Sejak itu, sejumlah perkembangan terjadi, mulai dari dunia virtual online yang menggabungkan augmented reality, virtual reality, hingga avatar holografik 3D, video, dan sarana komunikasi lainnya.
Pandangan Bill Gates
Pendiri Microsoft, Bill Gates bicara soal Metaverse dalam unggahan akhir tahun di blog pribadinya. Menurutnya masa depan pekerjaan akan bisa diubah dengan munculnya teknologi yang juga diadopsi oleh perusahaan seperti Meta dan Microsoft.
Menurut pendiri Microsoft itu pandemi mengubah tempat kerja. Perusahaan membuat lebih fleksibel karyawan bekerja dari jarak jauh bukan lagi di kantor.
“Perubahan itu hanya akan meningkat di tahun mendatang. Dalam dua atau tiga tahun ke depan, saya memperkirakan sebagian besar meeting virtual pindah dari grid gambar 2D ke metaverse, ruang 3D dengan avatar digital,” ungkapnya.
Bill menjelaskan pertemuan 2D itu merupakan platform yang saat ini digunakan untuk meeting online seperti Zoom atau Teams milik Microsoft.
Di Metaverse semua akan tersedia secara 3D termasuk avatar. Pengguna dapat menghadiri rapat di sebuah ruangan virtual dan para avatar bisa berinteraksi dengan avatar lain.
“Idenya adalah Anda akhirnya akan menggunakan avatar untuk bertemu dengan orang di ruang virtual yang mereplikasi perasaan di ruang sebenarnya bersama mereka,” ungkapnya.
Sayangnya, pengguna tetap harus terhubung dengan perangkat. Sebut saja seperti headset dan atau kacamata virtual reality untuk beraktivitas.
Tentunya interaksi orang di dunia metaverse butuh waktu. Selain juga butuh kemauan dari pengguna dan karyawan sebelum visi bekerja di dunia virtual metaverse menjadi kenyataan.
Sejauh ini perusahaan seperti Meta, Roblox atau Minecraft milik Microsoft masih dalam tahap pengembangan dunia virtual yang berujung pada Metaverse.
Perangkat yang mahal juga dibutuhkan untuk bisa menangkap ekspresi, bahasa tubuh dan kualitas pengguna di dunia virtual nantinya.
“Kita mendekati ambang saat teknologi mulai benar-benar meniru pengalaman bersama di kantor,” jelas Bill Gates.