Pengertian Media Bias atau Bias Pemberitaan di Media erat kaitannya dengan framing dan kebijakan redaksional sebuah media. Bias media biasa terjadi di media partisan atau media milik politisi.
Media Bias. Gambar: Media Bias Research |
Pengertian Media Bias
Media Bias adalah pemberitaan media massa yang disimpangkan, dimanipulasi, didistorsi, atau dicampuri dengan pendapat subjektif wartawan.
“Bias” secara bahasa artinya “simpangan” atau “belokan arah dari garis tempuhan” (KBBI).
Media bias terjadi di media yang tidak independen, yaitu media partisan, media corong pemerintah, atau media yang menjadi alat propaganda kekuatan politik tertentu.
Media partisan, misalnya milik politisi, akan memberitakan hal-hal baik saja tentang sang politisi, koleganya, dan kelompoknya (partainya).
Jika ada isu besar yang mau tidak mau harus diberitakan, maka beritanya akan bias karena menggunakan sudut pandang (angle) kepentingan sang politisi atau kelompoknya.
Media bias diimplementasikan dalam framing pemberitaan.
Dalam bahasa Inggris, pengertian bias adalah “tindakan menampilkan opini tentang sesuatu yang tidak berdasarkan fakta” (showing an opinion about something that is not based on all of the facts).
Jenis-Jenis Media Bias
Bias dibedakan dari cara memperlakukan atau memberitakan sebuah peristiwa, dari sisi konten, narasumber, dan penempatan.
1. Bias of Omission
Bias of Omission adalah menyajikan berita yang sebenarnya “heboh” atau peristiwa besar dan “trending”, namun diberitakan dengan ringan, bisa saja, diberitakan bagian tertentu saja, atau bahkan tidak diberitakan sama sekali.
2. Bias of Placement
Bias of Placement yaitu penyajian berita dengan menempatkannya di bagian yang tidak penting, padahal seharusnya menjadi headline bahkan breaking news.
3. Bias of Spin
Bias of Spin yaitu pemberitaan dengan hanya memilih satu sudut pandang atau interpretasi alias tidak berimbang (balance).
Kehadiran para ahli dalam satu bidang tertentu (pundit) yang diundang sejumlah televisi yang berbeda satu dan lainnya, namun mengutarakan pendapat yang berbeda pula (sesuai dengan misi medianya) juga masuk kategori bias by spin.
4. Bias Sumber.
Bias berdasarkan pemilihan sumber (bias by selection of sources) yaitu pemberitaan yang memilih sumber “tidak jelas” atau warga biasa, namun dikutip untuk menggiring opini publik.
Bias sumber biasanya menggunakan kata-kata “para ahli percaya”, “pengamat mengatakan”, atau “kebanyakan orang percaya”.
5. Bias Pemilihan Cerita
Bias by story selection ini mirip bias by spin, misalnya memberitakan hasil survei yang menguntungkan kubu A dan mengabaikan survei yang memihak kubu B.
6. Bias dengan Penjulukan
Bias by labeling adalah pemberitaan yang mengandung julukan negatif, misalnya “kelompok radikal”, “kelompok ekstremis”, “kelompok konservatif”, dan sejenisnya, atau sebaliknya memberikan julukan baik bagi kelompok yang dibela, misalnya “ahli”, “kelompok independen”, atau “kelompok terdidik”.
Bias Melanggar Kaidah dan Idealisme Jurnalistik
Media Bias tidak selaras dengan kaidah independent dan objektif dalam jurnalisme.
Setiap jurnalis atau media idealnya selalu bersikap objektif, seimbang, dan tidak berpihak kepada kepentingan apa pun, kecuali keprihatinan dan hak masyarakat untuk mengetahui kebenaran.
Aksi 212 merupakan peristiwa besar dan menjadi headline di media non-partisan, apalagi media pro-Islam. Namun, media “sekuler” atau pemiliknya tidak diuntungkan dengan aksi 212 akan melakukan bias terhadap peristiwa itu, bahkan tidak memberitakannya sama sekali.
Bias berita yang dibuat media diwakili oleh jurnalis berkaitan dengan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya bahkan pertarungan agama (Eriyanto, 2011).
Demikian ulasan ringkas tentang pengertian bias, media bias, atau bias pemberitaan di media. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).
Referensi: Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009; Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik. Yogyakarta: LKiS, 2012; Types of Media Bias.*