Pengertian & Karakteristik Bahasa Jurnalistik Secara Bahasa dan Istilah.
BAHASA Jurnalistik adalah gaya bahasa yang biasa digunakan oleh wartawan dalam menulis berita.
Bahasa jurnalistik disebut juga Bahasa Pers dan Bahasa Media.
Dalam bahasa Inggris, Bahasa Jurnalistik disebut Language of Mass Communication (Bahasa Komunikasi Masa) dan Newspaper Language (Bahasa Suratkabar).
Bahasa Jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia. Secara bahasa (harfiyah), bahasa jurnalistik artinya gaya bahasa yang digunakan dalam tulisan karya jurnalistik, khususnya berita.
Pengertian Bahasa Jurnalistik
Pengertian atau definisi Bahasa Jurnalistik banyak dikemukakan para ahli, di antaranya:
- Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. (S. Wojowasito).
- Bahasa Jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh wartawan. Bahasa pers adalah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat yang khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik harus menggunakan bahasa baku, memperhatikan ejaan yang benar, dan menggunakan kosa kota yang sesuai dengan perkembangan dalam masyarakat. (Rosihan Anwar)
- Bahasa jurnalistik harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa jurnalistik mengingat media massa dinikmati oleh lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya untuk membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah dipahami. Orang tidak perlu mesti mengulang-ulang apa yang dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam surat kabar itu. (JS. Bdudu).
Dari tiga definisi di atas dapat disimpulkan, bahasa jurnalistik adalah gaya bahasa media massa yang berciri khas singkat, jelas, lugas, dan sederhana.
Karakteristik Bahasa Jurnalistik
Berbeda dengan gaya bahasa pada umumnya, bahasa jurnalistik memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:
- Sederhana, mudah dimengerti orang awam.
- Singkat, Ringkas. Hemat kata dan kalimat, memilih kata yang lebih ringkas.
- Padat. Sarat makna.
- Lugas. To the point, langsung ke pokok masalah. Tidak bertele-tele.
- Jelas. Jelas pengertiannya, tidak menimbulkan tafsiran ganda (ambigu).
Dari lima karakteristik tersebut, sederhana dan singkat menjadi yang terpopuler, diistilahkan dengan KISS, singkatan dari Keep It Simple & Short atau Keep It Simple, Stupid!
Karakteristik bahasa jurnalistik juga dikemukakan Juan L. Mercado:
- Menulis untuk mengungkapkan, bukan untuk mempengaruhi.
- Memakai bentuk aktif, agar uraian menjadi efektif.
- Memakai kata kerja, agar penyampaian menjadi dinamis.
- Memakai bahasa khusus dan konkret.
- Menggunakan kata sifat seperlunya, untuk menghindari isi penulisan yang abstrak dan tidak jelas.
- Menulis sebagaimana anda berbicara , untuk menumbuhkan penerimaan yang intim dan diminati, seperti dalam percakapan.
Bahasa Jurnalistik Indonesia
Menurut Taufik Abdullah, penggunaan bahasa jurnalistik telah ikut “menumbuhkan kesadaran awal nasionalisme”.
Pers mengajak masyarakat untuk mulai berfikir berdasarkan kepada teks yang menyampaikan kejadian-kejadian. Wawasan masyarakat mulai di kerkah ke dalam “konteks waktu yang berjalan”.
Bahasa menjadi alat penentu pengembangan kesadaran masyarakat sekaligus juga penentu kematian dari pers nasional pertama Indonesia ini.
Bahasa jurnalistik telah menjadi salah satu ragam bahasa Indonesia di antara bahasa akademik (ilmiah), bahasa usaha (bisnis), bahasa filosofis, dan bahasa literer (sastra).
Menurut Suroso, bahasa Jurnalistik memiliki kaidah-kaidah tersendiri, yang membedakannya dengan ragam bahasa yang lain. Walaupun begitu, bahasa jurnalistik tetap menganut kebakuan kaidah bahasa Indonesia dalam hal pemakaian kosakata, struktur sintaksis, dan wacana.
Menurut Jacob Utama, bahasa ragam jurnalistik yang baik bisa ditengarai dengan kalimat-kalimat yang mengalir lancar dari atas sampai akhir, menggunakan kata-kata popular yang merakyat, akrab di telinga masyarakat sehari-hari, tidak menggunakan susunan yang kaku formal dan sulit dicerna.
Susunan kalimaat jurnalistik yang baik akan menggunakan kata-kata yang paling pas untuk menggambarkan suasana serta isi pesannya. Bahkan nuansa yang terkandung dalam masing-masing kata pun perlu diperhitungkan. (http://www.komunikasipraktis.com).*
CONTOH PENGGUNAAN BAHASA JURNALISTIK (RINGKAS)
- Mengalami kerugian > Rugi, Merugi
- Mengalami penurunan > Turun, Menurun
- Tidak bersih > Kotor
- Memakai jilbab > Berjilbab
- Melakukan pencurian > Mencuri.
- Kurang Lebih > Sekitar
- Kemudian > Lalu
- Meskipun > Meski
- Mengadakan acara seminar > mengadakan seminar
Sumber:
- Asep Syamsul M. Romli, Bahasa Media: Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik, Batic Press, Bandung 2005.
- AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, Remaja Rosdakarya, Bandung 2006.