Pengertian Humas, Hubungan Masyarakat, Public Relations

Komunikasi Praktis

Tulisan di bawah ini berisi pengertian Humas, definisi Humas, atau pengertian Public Relations (PR) dari berbagai sumber dan ahli, sekaligus menggambarkan tugas, peran, dan fungsi Humas (PR) di sebuah lembaga, organisasi, atau perusahaan.

Pengertian Humas, Hubungan Masyarakat, Public Relations

HUMAS singkatan dari Hubungan Masyarakat, terjemahan dari Public Relations (PR). Pelaku atau orangnya sering disebut staf humas, praktisi humas, atau PR Practisioner.

Ask.com mendefinisikan PR Practisioner sebagai “a person who is concerned in bringing people together in understanding through communication.”

Wikipedia mendefinisikan Public Relation sebagai the practice of managing the spread of information between an individual or an organization and the public.” 

Pengertian Public Relations

Dalam bahasa Inggris, Humas disebut Public Relations. Berikut ini pengertian Public dan Relations.
Istilah “Public” dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Publik”, yaitu sebagai salah satu kelompok dalam masyarakat yang sifatnya heterogen. 
Dalam masyarakat terdapat sekelompok orang yang homogeny. Yang homogeny inilah yang dapat dikategorikan sebagai “Publik”.
Pengertian publik seacara universal yaitu, sekelompok orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal”. 
Pengertian publik berkembang dan dapat dilihat dari berbagai klasifikasi, yang antara lain:
1.  Publik secara kuantitatif
Yang dimaksud dengan publik secara kuantitatif adalah: ditandai dengan adanya jumlah orang-orang yang terdapat dalam suatu kelompok tertentu, yakni terdiri dari dua orang atai lebih yang semuanya memiliki minat yang sama terhadap suatu hal.
2. Publik secara geografis
Yang dimaksud disini adalah jika di dalamnya terdapat tanda adanya sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama di suatu tempat atau wilayah tertentu.
3. Publik secara psikologis
Secara psikologis yang dimaksud dengan publik adalah jika di dalamnya ditandai dengan adanya sejumlah orang yang sama-sama mempunyai minta dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal tanpa ada sangkut paut dengan tempat dimana mereka berada.
4. Publik secara sosiologis
Ditandai dengan adanya sejumlah orang yang mempunyai keinginan yang sama, dasar yang sama, dan berkehendak untuk memecahkan masalah social bersama-sama.
Dengan demikian, istilah “Public” dalam kaitannya dengan Public Relations yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia adalah “Masyarakat” adalah tidak tepat, karena perkataan “Masyarakat” dalam Bahasa Inggris adalah “Society”.
Secara ilmiah yang dimaksudkan dengan masyarakat adalah didasarkan pada karakteristik yang berbeda dengan karakteristik publik, yang antara lain: Heterogen, Anonim, dan Large.
Kata “Relation” (tanpa “s”) diterjemahkan sebagai “hubungan”. Kaitannya dengan Public Relations, relations yang dimaksud menggunakan “s”, ini berarti menunjukkan arti yang sifatnya “jamak”. 
Dengan demikian, terjemahan relations yang tepat seharusnya “Hubungan-hubungan”.
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa Public Relations secara harfiah berarti: “Hubungan-hubungan antar publik”. Ini berarti Public Relations diterjemahkan dengan “Hubungan Masyarakat” adalah kurang tepat, namun sampai saat ini masyarakat sudah terlanjur mengenal istilah hubungan masyarakat sebagai kata lain dari public relations dan sangat sulit untuk diluruskan meskipun sudah ada usaha kearah itu.
Berikut ini beberapa definisi dari Public Relations
1. British Institute of Public Relations (IPR): “Public relations practice is the planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and mutual understanding between an organization and its publics”
Definisi menitikberatkan pada:
  • Kegiatan public relations merupakan upaya yang terencana dan terorganisasi, serta bersifat terus-menerus/berkelanjutan.
  • Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan pemahaman timbal balik antara organisasi dan khalayak-khalayaknya.
2. Frank Jefkins: “Public relations consists off all forms of planned communication, outwards and inwards, betwee an organization and its publics for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual understanding.”
Definisi ini menyempurnakan IPR dengen penekanan tujuan public relations bukan hanya mendapatkan pemahaman timbal balik, lebih dari itu tujuannya adalah untuk mencapai sasaran-sasaran yang spesifik.
3. Mexican Statement. Kongres dunia Public Relations Associations di kota Mexico pada tahun 1978 menyepakati pernyataan berikut ini sebagai definisi public relations:
“Public relations practice is the art and social science of analyzing trends, predicting their  consequensces, counselling organizations leaders, and implementing planned programmes of action which will serve both the organisations’s and public interest.”

Pengertian Humas

Menurut Efendy (1990), Humas dapat dibedakan ke dalam dua pengertian yakni sebagai teknik komunikasi dan sebagai metode komunikasi.

  • Humas sebagai teknik komunikasi dimaksudkan bahwa humas dilakukan sendiri oleh pimpinan organisasi. 
  • Humas sebagai metode komunikasi dimaksudkan bahwa dilakukan secara melembaga (Public relation of being), dimana wahana humas ditekankan adalah berupa biro, bagian, seksi, urusan bidang dan lain sebagainya. 

Humas baik sebagai teknik komunikasi maupun sebagai metode komunikasi adalah suatu aktifitas yang menunjang manajemen suatu lembaga untuk menggerakkan manusia-manusia yang terlibat, menuju sasaran dan tujuan lembaga.

Seidel dalam Effendy (1990), memberikan definisi Humas adalah proses kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari para pelanggannya, pegawainya, dan publik umumnya; ke dalam menganlisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pertanyaan-pertanyaan.

The pitish Institut of public relations (Rahmandi, 1994) mendefinisikan Humas sebagai “Upaya sungguh-sungguh, terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina saling pengertian antara organisasi dan publiknya”.

Definisi yang telah disepakati oleh praktisi Humas se-dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama, “The Internasional Public Relations Association” (IPRA), bersepakat merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama berbunyi:

“Hubungan Msayarakat (Humas) adalah manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau mungkin ada hubungannya dengan jalan nilai pendapat umum diantara mereka, yang dengan informasi yang berenacana dan tersebar luas mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien” (Effendy, 1990).

Definisi di atas dinilai sebagai definisi yang lengkap, yang menunjukkan ciri khas dan meliputi faktor-faktor yang memang harus ada pada Humas.

Berikut ini sejumlah definisi atau pengertian Humas/pengertian Public Relations (PR) yang dihimpun Komunikasi Praktis dari berbagai sumber.

  1. “Fungsi manajemen yang (a) menilai sikap publik, (b) mengidentifikasi kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta (c) merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya” (Scott M. Cutlip dan Allen H. Center).
  2. “Membantu organisasi dan publiknya untuk saling beradaptasi secara menguntungkan. Usaha organisasi untuk memperoleh kerjasama dari sekelompok orang  Membantu organisasi berinteraksi secara efektif dan berkomunikasi dengan publik utama.” (The Public Relations Society of America).
  3. “Fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara mereka.” (International Public Relations Association/IPRA)
  4. “Proses yang berkelanjutan dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh itikad baik dan pengertian dari langganannya, pegawai, dan publik umumnya; ke dalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan.” (J.C. Seidel).
  5. “Kelanjutan proses penetapan kebijakan, penetuan pelayanan, dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan itikad baik dari mereka. Pelaksanaan kebijakan, pelayanan, dan sikap untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.”  (W. Emerson Reck).
  6. “Gabungan antara seni dan ilmu yang memperdiksi kecenderungan, memperkirakan konsekuensi, memberi saran kepada pimpinan organisasi, dan melaksanakan rencana kegiatan sebagaimana telah ditetapkan untuk melayani kepentingan publik dan organisasinya. (Public Relation World Conference).
  7. “Fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan dan kegagalan organisasi tersebut.” (Cutlip, Center, dan Broom)
  8. “Usaha berencana dan berkesinambungan untuk membina serta memelihara itikad baik ataupun pengertian bersama antara organisasi dengan masyarakatnya.” (The British Institute of Public Relation).
  9. “Sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana baik ke dalam maupun ke luar antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai tujuan khusus, yakni pengertian bersama. (Frank Jeffkins).
  10. “Sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik” (Jeffkins & Daniel Yadin).
  11. “Public Relations practice is the planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and mutual understanding between an organization and its publics” (Diane Ackerman)
  12. “Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.” (Public Relations News)
  13. “Fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual, dan kerja sama antara organisasi dan publiknya.” (Rex F. Harlow).

Dapat disimpulkan, Humas adalah sebuah seni berkomunikasi (art of communcation) dengan publik untuk membangun saling pengertian, menghindari kesalahpahaman dan mispersepsi, sekaligus membangun citra positif lembaga.

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

Karakteristik Humas

Ada 4 (empat) ciri utama humas yang disebut sebagai karakteristik humas:

1. Adanya Upaya Komunikasi yang Bersifat Dua Arah

Hakikat humas adalah komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik.

2. Sifatnya yang Terencana

Sifat humas yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja/aktivitas humas merupakan kerja/aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan bagian lain dan hasilnya tangible (nyata).

Syarat terencana dan berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yang dinilai dalam kompetisi tertinggi program PR internasional, yakni Golden World Award For Excellence in PR (GWA).

3. Berorientasi pada Organisasi/Lembaga

Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga. Visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk tujuan marketing.

4. Sasarannya adalah Publik

Yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang mengistilahkan PR sebagai personal Relation.

Fungsi dan Tujuan Humas

Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya.

Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai berikut:

1.  Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisi)

Yaitu membuat public dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian aktivitas kehumasan harusnya menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informative saja.

2. Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afektif)

Artinya lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip komunikasi persuasif dapat diterapkan. Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten (tersembunyi), yakni ada pada keyakinan seseorang (publik) akan “kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan publiknya.

3. Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris)

Yaitu dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.

Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.

Tugas dan Fungsi Humas

Ada tiga tugas humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fingsi humas. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.

2. Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama.

3. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan ataukah ditunda/dihentikah.

Fungsi utama humas

Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang humas dalam organisasinya meliputi berbagai bidang dan segi, dibawah ini terdapat beberapa fungsi humas yang paling utama, yaitu:

  1. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi engan publiknya, baik publik intern maupun extern dalam rangka menanamkan pengertian
  2. Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya
  3. Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana mestinya
  4. Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik yangmenguntungkan organisasi/lembaga
  5. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum

Dalam buku Public Relations: Teori dan Praktek (1993), Djanalis Djanaid menyebutkan dua fungsi PR yaitu:

1. Fungsi konstruktif

Fungsi ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara preventif (mencegah).

2. Fungsi korektif

Artinya, apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan public, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesainya masalah tersebut.

Fungsi ini sama halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah dalam keadaan sakit, maka upaya salanjutnya adalah upaya mengobati menuju kesembuhan. Karena mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan, maka dapat jadi upaya ini gagal totol sehingga menyebabkan kematian. Pepatah mengatakan, “mencegah lebih baik daripada mengobati.”

Fungsi humas menurut IPRA          

Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu:

  1. Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia.
  2. Membuat analisis “trend” masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.
  3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
  4. Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh
  5. Mencegah konflik dan salah pengertian
  6. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
  7. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
  8. Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
  9. Memperbaiki hubungan industrial
  10. Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
  11. Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi.• Memasyarakatkan produk atau layanan
  12. Mengusahakan perolehan laba yang maksimal
  13. Menciptakan jadi diri institusi
  14. Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional
  15. Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi

Menurut Edward L. Bernaus, seorang pelopor humas di Amerika Serikat, dalam bukunya Public Relations (1952) terdapat tiga fungsi humas, yaitu:

  1. Memberikan informasi kepada masyarakat
  2. Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka
  3. Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga atau organisasinya dengan publiknya atau sebaliknya.

Fungsi Humas sebagai fungsi Manajemen

1. Fungsi Intern (ke luar)

– PR harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran/citra masyarakat yang positif terhadap segala tindakan atau kebijaksanaan organisasi/lembaga. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi harus mampu memberikan image positif yang mewakili organisasinya.

– Penghubung antara menejemen dan publiknya

2. Fungsi Ekstern (ke dalam)

–  PR harus mampu mengenali/mengidentifikasikan hal-hal yang dapat menimbulkan sikap/gambaran yang negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan/kebijakan dijalankan

–  Memberi nasehat pada menejemen mengenai semua perkembangan luar atau dalam, yang menyangkut pengeruh hubungan perusahaan dengan publiknya.
–  Membuat penelitian dan penafsiran bagi kepentingan menejemen mengenai sikap-sikap yang ada sekarang atau diperkirakan sebelumnya pada public utama atas urusan perusahaan.

–  Bertindak untuk kepentingan menejemen dalam merencanakan dan meleksanakan fungsi-fungsi umum

Peran Humas

Peranan humas dapat digolongkan menjadi 4 (empat) peran, diantanya yaitu:

1. Expert Preciber Communication

Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasehati pimpinan perusahaan/ organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.

2. Problem Solving Process Facilitator

Yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan menjadi leder dalam penanganan krisis manajemen.

3. Communication Facilitator

Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan/organisasi dengan publik. Baik dengan publik exsternal maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah bila terjadi miscommunication.

4.  Tehnician Comunication

Di sini petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia melayani layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakan.

Peranan yang paling sering dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, antara lain: system budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan kebijakan humas, serta ciri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan. Sementara peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat messo/manajerial.

Demikian pengertian Humas atau Public Relations serta fungsi dan tujuannya. (www.komunikasipraktis.com).*

Rujukan:

  • Oemi Abdurrachman, Dasar-dasar Public Relations, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001.
  • Frida Kusunastuti, Dasar-Dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.
  • Wikipedia.

Discover more from Komunikasi Praktis

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading