Jurnalisme Warga adalah praktik jurnalistik oleh warga biasa (bukan wartawan). Ada kiat khusus agar jurnalisme warga kredibel.
Pengertian Jurnalisme Warga
Jurnalisme warga (citizen journalism) adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita.
Tipe jurnalisme seperti ini akan menjadi paradigma dan tren baru tentang bagaimana pembaca atau pemirsa membentuk informasi dan berita pada masa mendatang.
Perkembangannya di Indonesia dipicu ketika pada tahun 2004 terjadi tragedi Tsunami di Aceh yang diliput sendiri oleh korban tsunami. Terbukti berita langsung dari korban dapat mengalahkan berita yang dibuat oleh jurnalis profesional.
Pada tahun 2008 muncul situs berita yang berbasis jurnalisme masyarakat yang pertama di Indonesia, yaitu Swaberita. Berbeda dengan situs berita lainnya seperti detikCom, okezone.com dan Kompas.com yang menggunakan jurnalis profesi.
Televisi, seperti Net, menyediakan slot khusus untuk mempublikasikan jurnalisme warga. Program berita NET News ditayangkan NET. Fokus utama pada program ini adalah segmen jurnalisme warga. (Wikipedia).
Kiat Sukses Jurnalisme Warga
Kemunculan media sosial membuat orang-orang mendapat sumber lain informasi, lewat jurnalisme warga.
Kini masyarakat tak lagi terpaku pada sumber dari media massa dalam jaringan, cetak maupun elektronik.
Konsekuensi dunia digital, setiap orang bisa jadi pembuat berita sekaligus penyebar berita.
Media sosial yang terbuka untuk umum menumbuhkan citizen journalism atau jurnalisme warga, mereka yang tidak berprofesi sebagai wartawan turut memberikan informasi kepada publik.
Jurnalisme ini tentu berbeda dengan apa yang dianut oleh media jurnalistik, terutama berkaitan dengan akurasi informasi. Citizen jurnalism bisa berupa opini atau laporan peristiwa.
Agar jurnalisme warga mendapat kepercayaan, lakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Konten orisinal
Konten yang orisinal merupakan hal yang harus dipenuhi oleh para citizen journalist.
2. Etika publik
Etika publik yang paling harus diperhatikan adalah mengenai kejujuran. Penulis tidak boleh berbohong mengenai informasi, baik berupa teks maupun foto.
Kita sendiri yang bangun kredibilitas. Kredibilitas tidak bisa dibangun dari satu-dua tulisan, melainkan perlu waktu hingga tahunan.
3. Format cerita
Para jurnalis warga disarankan untuk membuat tulisan berformat cerita. Jurnalis warga tidak dituntut mencantumkan kelengkapan informasi berdasarkan 5W+1H (what, who, when, where, why dan how) seperti layaknya jurnalis media.
4. Konsisten
Menjaga konsistensi mempublikasikan berita bagi para jurnalis warga perlu dilakukan bila mereka ingin dikenal.
Usahakan mengunggah tulisan sesuai dengan waktu yang disanggupi, misalnya seminggu sekali. Bila perlu, siapkan beberapa tulisan untuk diunggah dalam waktu yang berbeda.
5. Spesialisasi bidang
Sebaiknya, usahakan fokus mengenai bidang tertentu, sesuai dengan keahlian atau yang diminati, agar mendapat nama di pembaca.
6. Media sosial
Manfaatkan media sosial untuk mempromosikan tulisan. Misalnya, ketika sudah mengunggah tulisan di blog atau platform citizen journalism, bagikan tautan tulisan di Twitter, Facebook, WhatsApp (WA), dan sebagainya agar banyak orang yang membaca. (
Antara).*