Buzzer bahkan sudah dijadikan profesi yang diminati oleh para pengguna media sosial karena dianggap menjanjikan. Hanya bermodalkan kemahiran berkicau di Twitter, buzzer bisa mendapatkan uang jutaan rupiah.
Harga tersebut adalah untuk beberapa kali tweet. Biasanya tweet dilakukan beberapa hari sebelum acara, pada saat hari peluncuran dan setelah acara. Isi postingan yang harus di-tweet juga sudah diarahkan isinya, termasuk harus mention akun siapa dan menggunakan hashtagapa.
Menjadi seorang buzzer sangat mudah. Syaratnya, hanya punya banyak follower. Bayaran per tweet biasanya dinilai dari jumlah follower.
Follower di bawah 5.000, tarif satu tweet sekitarRp 200-250 ribu. Apalagi kalau buzzer tersebut punya blog, biasanya dipaketkan dengan postingan blog dengan beberapa jumlah tweet.
Seorang buzzer mengaku bisa mendapat penghasilan Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta untuk sekali menjadi buzzer.
Pengertian Buzzer
Buzzer berasal dari Bahasa Inggris artinya lonceng, bel, atau alarm.
Buzzer Politik
Salah satunya seorang pria paruh baya. Ia menggunakan akun palsu “Janda” dengan cuitan ruin tips gaya hidup dan mengesankan sebagai seorang ibu muda. Pengikutnya 2000.
Ia menawarkan layanan media sosial politik untuk mendukung salah satu calon.
Dalam wawancara dengan Reuters, lebih dari selusin anggota tim buzzer, konsultan media sosial, dan pakar siber menjelaskan berbagai bentuk operasi media sosial yang, menurut mereka, menyebar propaganda.
Tiga tim buzzer yang langsung terlibat dalam kampanye saat ini menggambarkan, mereka mengoperasikan ratusan akun media sosial yang dipersonalisasi.
Dia mengaku, dari “paket lengkap” posting dan video yang dia jual seharga 200 juta rupiah sebulan.
Stafnya yang berjumlah 15 orang, yang ia sebut sebagai “pasukan siber”, tersebar di seluruh Indonesia. Banyak di antara mereka tidak menyadari identitas utama klien.
Menurut para buzzer yang diwawancarai, “prajurit siber” junior dapat dibayar antara 1 juta hingga 50 juta rupiah per proyek tergantung pada jangkauan akun media sosialnya.*