Big Data adalah istilah umum untuk segala kumpulan himpunan data dalam jumlah yang sangat besar dan kompleks. Big Data juga melahirkan Jurnalisme Data.
Setiap hari kita menciptakan banyak data, data ini bisa berasal dari mana saja; posting ke situs media sosial, gambar digital dan video, catatan transaksi pembelian dan lain-lain. Data ini adalah big data.
Pengertian Big Data
Big Data (Mahadata) adalah himpunan data (data set) dalam jumlah yang sangat besar, rumit, dan tak terstruktur, sehingga sukar ditangani bila hanya menggunakan perkakas manajemen basis data biasa atau aplikasi pemroses data tradisional.
Big Data awalnya merupakan sebuah teknologi yang di perkenalkan untuk menanggulangi ledakan informasi yang akibat terjadi pertumbuhan pengguna perangkat mobile device dan data internet.
Big Data memiliki tiga karakteristik:
- Volume. Big data memiliki jumlah data yang sangat besar sehingga dalam proses pengolahan data dibutuhkan suatu penyimpanan yang besar dan dibutuhkan analisis yang lebih spesifik.
- Velocity. Big data memiliki aliran data yang yang cepat dan real time.
- Variety. Big data memiliki bentuk format data yang beragam baik terstruktur ataupun tidak terstruktur dan bergantung pada banyaknya sumber data.
Contoh Big Data
Informasi yang Google dapatkan seperti daftar seluruh situs yang ada di dunia, pengguna Android, dan orang yang menggunakan layanan Google lainnya
Indonesia yang mulai menerapkan E-KTP tentu menyimpan seluruh informasi penduduk ke dalam komputer. Serta data pengguna telpon seluler yang terus ditambahkan.
Informasi belanja online seperti di Lazada, Tokopedia, Bukalapak, dan lain-lain.
Contoh pemanfaatan big data
Dengan menggunakan tools untuk pengambilan ataupun pengolahan datanya, misalnya dengan menggunakan software Gephi, Python, Netlytics, NiFi, dan Tableau.
Big Data dan Media
Yang dimaksud Big Data oleh industri media terdiri dari Empat V:
- Volume data — banjir data dalam jumlah yang yang diterima masyarakat.
- Velocity data — data yang cepat hadir yang berarti perlunya secara cepat dianalisis terutama terkait berita.
- Variety of structure — karena makin banyaknya data yang tidak terstruktur formatnya.
- Values — volume, kecepatan, dan struktur data itu semuanya memiliki values terutama untuk kepentingan jurnalisme, bisnis dan income.
Big Data makin kuat dalam masyarakat termasuk di dalamnya data dari media sosial. Big Data menyebabkan berubahnya cara akses terhadap media sekaligus cara memproduksi berita.
Informasi sudah banjir dalam format digital dan tidak perlu dibeli dalam bentuk kertas sangat mempengaruhi lembaga media. Karenanya, mediac cetak –yang harus dibeli– bertumbangan alias berhenti terbit.
Big Data juga mendorong audiens dan pembaca tidak peduli lagi kepada lembaga media massa arus utama, apalagi yang dicetak dan harus dibeli.
Informasi sudah dalam kondisi gratis di mana-mana. Media sosial yang gratis sudah menjadi sumber utama untuk mendapatkan berita atau informasi.
Masyarakat tidak perlu menunggu media cetak sehari sesudah kejadian atau analisis dan komentar seminggu sekali melalui majalah.
Kebiasaan membaca media cetak setiap pagi dari koran pagi, atau siang dari koran sore tidak lagi dapat dipertahankan.
Media online mudah diakses kapan pun dan dimana pun. Dengan mengklik situs atau aplikasi media berbasis online itu, publik akan mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara instan dan cepat.
Bahkan, untuk media massa elektronik seperti televisi dan radio pun akses informasi dapat diperoleh melalui perangkat gadget seperti smartphone.
Konvergensi, sinergi, dan integrasi dengan digital merupakan pilihan yang harus ditempuh bagi media massa tradisional di era digital dan era Big Data.