Postingan tentang Pengantar Komunikasi Dakwah ini merupakan bagian dari serial kajian Komunikasi Dakwah.
Sejauh ini kita sudah punya kajian atau disiplin ilmu baru sebagai pengembangan dari ilmu komunikasi, seperti komunikasi politik, komunikasi budaya, komunikasi organisasi, dan komunikasi internasional. Komunikasi dakwah muncul belakangan.
Kajian komunikasi dakwah baru muncul seiring dengan baru munculnya kesadaran di kalangan praktisi dakwah tentang pentingnya sentuhan dan pendalaman ilmu komunikasi untuk pengembangan dakwah sebagai ilmu dan teknik.
Komunikasi dakwah adalah komunikasi yang berisi pesan-pesan dakwah atau nilai-nilai ajaran Islam.
Dari sisi substansi, serial kajian komunikasi dakwah di blog ini mengkaji komunikasi dakwah dengan pendekatan praktis atau lebih tepatnya dalam perspektif praktisi komunikasi, yakni bagaimana dakwah dilakukan melalui keterampilan komunikasi, seperti retorika atau public speaking, termasuk di dalamnya penyiaran radio dan televisi, retorika, dan tulisan.
Komponen Komunikadi Dakwah
Pembahasan komunikasi dakwah dalam blog ini menggunakan ”pendekatan komponensial”, yaitu mengkaji komunikasi dakwah atas dasar komponen komunikasi yang terdiri dari:
- Komunikator (da’i)
- Komunikan (mad’u, objek dakwah)
- Pesan dakwah
- Media dakwah
- Dampak (effect).
Komponen komunikasi dakwah di atas berdasarkan formulasi Harold Lawell tentang komunikasi: Who says what to whom in what channel and with what effect.
Dalam blog ini saya juga ada tips tentang komunikasi efektif dan keterampilan komunikasi, berupa teknik public speaking (retorika) –termasuk kiat siaran dakwah di radio dan televisi– dan keterampilan menulis (writing skill) di media cetak dan media online (cybermedia).
Mudah-mudahan tips keterampilan komunikasi tersebut dapat turut ”membekali” para da’i atau komunikator dakwah, termasuk para khotib Jumat, sehingga komunikasi dakwahnya menarik dan efektif. (Referensi)