Metode Kipling 5W1H Memudahkan Wartawan Menulis Berita

Komunikasi Praktis
Metode Kipling 5W1H Memudahkan Wartawan Menulis Berita

Formula 5W1H atau 5W+1H selalu muncul dalam pembahasan tentang penulisan berita. Rumusan 5W1H memudahkan wartawan atau siapa pun dalam menulis berita jurnalistik.
5W1H tidak hanya berlaku di dunia jurnalistik, namun juga di bidang lain, seperti bisnis, untuk pemecahan masalah (problem solving).
Dalam konteks komunikasi, jawaban atas pertanyaan 5W1H adalah pesan (message) yang disampaikan dalam sebuah komunikasi. Sebuah informasi dinilai lengkap jika memenuhi keenam unsur ini.

Pengertian 5W1H

Disebut juga The Kipling Method atau Metode Kipling, 5W1H adalag singkatan dari kata tanya What, Who, Where, When, Why, dan How. 

Metode Kipling 5W1H

What = Apa yang terjadi? Kejadian Apa? Masalah Apa?
Who = Siapa yang terlibat? Siapa pelakunya? Siapa yang jadi aktor?
Where = Di maka kejadiannya? (Unsur Tempat)
When = Kapan kejadiannya? (Unsur Waktu)
Why = Kenapa terjadi? Apa penyebabnya? Apa tujuannya?
How = Bagaimana kejadiannya? Bagaimana suasananya? Kronologinya?
Dalam bahasa Indonesia, rumus 5W1H dikenal dengan istilah Adiksimba yang merupakan singkatan dari Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana atau terjemahan 5W1H dalam bahasa Inggris.
Konsep 5W1H ini bertujuan untuk menghimpun data yang diperlukan sebagai intisari dari sebuah tulisan, khususnya berita atau laporan peristiwa. 
Metode 5W1H dapat membantu siapa pun untuk mengidentifikasi, menunjukkan, hingga menjabarkan suatu masalah secara komprehensif.

Kipling Sang Perumus 5W1H

Pelopor rumus 5W1H adalah Rudyard Kipling (1865 –1936), seorang jurnalis, penyair, sekaligus novelis berkewarganegaraan Inggris yang lahir di Bombay, India, pada 30 Desember 1865. 
Kipling pertama kali memperkenalkan istilah 5W1H ini dalam puisi pada bukunya yang berjudul The Elephant’s Child. Dalam bukunya, ia menganalogikan enam kata tanya dalam 5W1H sebagai “manusia yang jujur” yang mengajarkan Rudyard segala hal yang ia ketahui.
Rudyard Kipling menggunakan serangkaian pertanyaan 5w1h ini untuk membantu memicu ide dalam tulisannya.
I keep six honest serving-men
(They taught me all I knew);
Their names are What and Why and When
And How and Where and Who.
I send them over land and sea,
I send them east and west;
But after they have worked for me,
I give them all a rest.

Saya menyimpan enam pelayan yang jujur

(Mereka mengajari saya semua yang saya tahu);
Nama mereka adalah Apa dan Mengapa dan Kapan
Dan Bagaimana dan Di Mana dan Siapa.
Aku mengirim mereka melalui darat dan laut,
Aku mengirim mereka ke timur dan barat;
Tapi setelah mereka bekerja untuk saya,
Saya memberi mereka semua istirahat.

Penjelasan 5W1H

Metode Lima W dan Satu H mewakili daftar Enam Pertanyaan Universal: Apa? Mengapa? Siapa? Di mana? Kapan? dan Bagaimana? Inti dari metode ini terdiri dari perumusan yang konsisten dari pertanyaan-pertanyaan ini.

Jawaban rinci, spesifik dan orisinal atas pertanyaan yang diajukan memberikan analisis masalah yang lebih lengkap, membuka peluang tambahan dan memungkinkan untuk merumuskan solusi dan keputusan yang lebih baik.

Setidaknya ada empat fungsi utama dan ruang lingkup aplikasi 5W1H:

1. Metode digunakan sebagai teknik untuk mengaktifkan berpikir kreatif, menemukan dan mengembangkan ide-ide baru.

2. Metode tersebut dapat menjadi dasar untuk Pengumpulan Informasi dan Pemecahan Masalah. Ini berguna dalam menganalisis masalah, mempertimbangkannya dari sudut pandang yang berbeda, serta menemukan solusi baru dan efektif.

3. Dapat juga digunakan dalam proses Pengambilan Keputusan dan Komunikasi, dan untuk Analisis Peluang.

4. Enam pertanyaan universal ini dapat digunakan sebagai rangsangan untuk mengembangkan pemikiran kreatif dalam bisnis, proyek penelitian, dan banyak masalah kehidupan.

Prosedur 5W1H

Berikut ini prosedur penerapan 5W1H secara umum:

  1. Definisikan masalah atau rumuskan tugas.
  2. Tuliskan enam pertanyaan dasar dalam satu kolom untuk menyusun analisis Anda.
  3. Secara konsisten memberikan jawaban yang diperluas untuk pertanyaan-pertanyaan
  4. Perbaiki semua ide yang muncul, rangkum dan pilih yang paling sukses.
  5. Jika perlu, ajukan sejumlah pertanyaan tambahan dan tambahan dari daftar yang telah disiapkan. 
  6. Kembangkan pertanyaan sebanyak mungkin terkait dengan peluang yang dimulai dengan masing-masing dari enam kata ganti.
Tergantung pada spesifik masalah, situasi dan tugas, pertanyaan tambahan dan lanjutan dapat disusun dan diimplementasikan.

1. Apa yang terjadi? Apa masalahnya? Apa yang ada dalam kenyataan? Apa yang mencegah? Apa hal terpenting dalam situasi ini? Apa alternatifnya? Apa selanjutnya?

2. Mengapa ini terjadi? Mengapa ini dilakukan? Mengapa itu penting? Mengapa itu mempengaruhi Anda? Kenapa tidak?

3. Kapan mulainya? Kapan puncak dan penurunan aktivitas? Kapan waktu terbaik untuk eksposur? Kapan itu akan berakhir?

4. Di mana hal ini terjadi? Dimana itu? Dimana lagi? Di mana tempat terbaik? Di mana mendapatkan informasi lebih lanjut?

5. Siapa yang menghentikanmu? Siapa yang membantu? Siapa yang terpengaruh? Siapa yang bisa menangani ini? Siapa lagi yang tertarik dengan ini? Siapa yang menang? Siapa yang bisa menjadi ahli?

6. Berapa? Seberapa sering? Bagaimana cara memecahkan suatu masalah? Bagaimana mengatasi masalah ini? Bagaimana memperbaikinya? Bagaimana cara mengubah ini? Bagaimana cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut? Bagaimana cara menggunakannya? Bagaimana kita tahu bahwa masalahnya sudah selesai?

Demikian asal-usul, pengertian, sejaligus penjelasan tentang 5W1H yang disadur dari Geniusrevive.

Penerapan 5W1H dalam Berita Jurnalistik

Metode Kipling 5W1H memudahkan penulisan berita. Bagian paling sulit dalam menulis berita adalah menyusun teras (lead) atau alinea pertama.

Rumus Kipling ini memudahkan wartawan dalam menulis berita, yaitu dengan adanya jenis teras 5W1H Lead –teras berita yang diawali dengan salah satu unsur 5w1h.
Umumnya, wartawan menulis teras berita dengan mengedepankan unsur WHO atau WHAT. Misalnya: 
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggelar aksi dalam rangka menolak aturan Jaminan Hari Tua (JHT) yang dikeluarkan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Massa kini sudah tiba di kantor Kemnaker, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. (Detik)
Teras berita di atas diawali dengan unsur WHO, yakni KSPI.  Contoh lainnya:
Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam negara yang memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina. Negara-negara tersebut akan dianggap oleh Moskow telah memasuki konflik.
Demikianlah, adanya Metode Kipling 5W1H memudahkan wartawan dalam menulis berita, khususnya berita langsung (straight news).*

Tulis Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *