Tulisan berikut ini mengulas tentang pengertian, karakteristik, unsur, proses, dan fungsi Komunikasi Massa secaca ringkas.
Komunikasi Massa (Mass Communications) adalah proses penyampaian pesan (informasi, gagasan) kepada orang banyak (publik) melalui media massa.
Komunikasi massa disebut juga Komunikasi Media Massa (Mass Media Communication) dan Communicating with Media (berkomunikasi melalui media massa), yakni media cetak (suratkabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio/televisi), dan media siber (cyber media media online, internet).
Media Massa sendiri singkatan dari Media Komunikasi Massa, yaitu saluran penyampaian pesan kepada publik.
Pengertian Komunikasi Massa
Definisi atau pengertian komunikasi massa yang paling sederhana dan populer dikemukakan oleh John R. Bittner: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
“Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people”.
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu George Gebner.
Menurutnya, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masnyarakat industri.
Menurut Breitner, pengertian komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan lewat media massa.
Menurut Gerbner, pengertian komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
(Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies).
Menurut Meletzke, komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.
Jalaludin Rahmat menyatakan, komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak.
Menurut Pool, komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung interposed ketika sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung; pesan komunikasi melalui media massa
Dapat disimpulkan, komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada orang banyak (publik) dan diterima secara serentak.
Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik Komunikasi Massa dikemukakan para ahli, namun yang paling populer adalah sebagai berikut:
1. Komunikator Lembaga
Ciri utama komunikasi massa adalah komunikator mengatasnamakan lembaga. Komunikatornya merupakan individu yang menjadi bagian dari tim atau sistem. Wartawan, penyiar, dan presenter menulis berita, siaran, dan membawakan acara atas nama lembaga medianya.
2. Pesan Umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa.
3. Komunikan Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah-laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama; meskipun demikian orangorang yang bersangkutan tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan tidak terorganisasikan.
Komposisi komunikan tersebut tergesergeser terus-menerus, serta tidak mempunyai kepemimpinan atau perasaan identitas.
4. Serempak
Keserempakan yang dimaksud ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal ini melebihi media cetak.
5. Hubungan non-pribadi
Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.
6. Bersifat Satu Arah
Dalam komunikasi massa, sebenarnya antara komunikator dengan komunikan yang berperan aktif, namun keduanya tidak bisa berdialog atau berkomunikasi secara langsung, seperti yang terjadi pada proses komunikasi antarpersonal. Hal inilah yang membuat komunikasi massa ini bersifat satu arah.
7. Umpan Balik Tertunda
Komunikasi massa memiliki umpan balik yang tertunda (delayed). Hal tersebut dikarenakan prosesnya yang tidak secara langsung bertatap muka antara komunikator dan komunikan.
Feedback dari komunikan dapat dilakukan menggunakan pesawat telepon, email, sms, dll (itu dikatakan tertunda atau tidak langsung).
Elizabeth Noelle Neuman (1983:92) menyebutkan empat tanda pokok dalam komunikasi massa:
- Komunikasi massa bersifat tidak langsung.
- Komunikasi massa bersifat satu arah.
- Komunikasi massa bersifat terbuka.
- Memiliki publik yang secara geografis tersebar.
Nurudin dalam Pengantar Komunikasi Massa (2004: 19) menyebutkan ciri-ciri dari komunikasi massa sebagai berikut:
- Komunikator Melembaga
- Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
- Pesannya Bersifat Umum.
- Komunikasi Berlangsung Satu Arah
- Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
- Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
- Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper.
Proses & Unsur Komunikasi Massa
Proses & Unsur Komunikasi Massa terangkum dalam rumusan komunikasi Harold Lasswell yang dikenal dengan Lasswell Formula:
- Who: komunikator (lembaga, organisasi, instituzionalized person)
- Says what: publicy, rapid, transient
- Which channel: media
- To whom: komunikan (intended audience, un intended audience) dengan karakteristik large, heterogen, anonim.
- With what effect: respons audiens, delayed.
Fungsi Komunikasi Massa
- Menyampaikan informasi (to inform)
- Mendidik (to educate)
- Menghibur (to entertain)
- Melakukan pengawasan sosial (social control)
Berikut ini fungsi komunikasi massa menurut para ahli atau akademisi:
Fungsi Komunikasi Massa menurut Wilbur Schramm:
1. Decoder
Komunikasi massa mendecode lingkungan sekitar kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek dari hiburan.
2. Intepreter
Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan.
3. Encoder
Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat.
Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa mempunyai kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang hampir tidak terbatas, dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas.
Fungsi Komunikasi Massa menurut Charles R. Wright :
a. Surveillance
Menunjuk pada fungsi pengumpilan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat.
Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut Handling of News (Penanganan Berita). Penanganan berita dalam arti luas lebih dikenal sebagai jurnalisme.
Secara teknis jurnalisme memang merupakan kegiatan mengumpulkan, memformat, dan menyiarkan informasi, tetapi lebih dari sekedar masalah teknis, jurnalisme akan selalu dilandasi nilai-nilai serta kode etik jurnalistik.
b. Correlation
Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda.
c. Transmission
Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan.
d. Entertainment
Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.
Fungsi Komunikasi Massa menurutt Harold D. Lasswell :
a. Pengawasan Lingkungan
Menunjukkan pengumpulan dan distribusi informasi mengenai kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan, baik di dalam maupun di luar masyarakat tertentu. Fungsi ini berhubungan dengan penanganan berita. Penanganan berita dalam arti luas lebih dikenal sebagai jurnalisme.
Secara teknis jurnalisme memang merupakan kegiatan mengumpulkan, memformat, dan menyiarkan informasi, tetapi lebih dari sekedar masalah teknis, jurnalisme akan selalu dilandasi nilai-nilai serta kode etik jurnalisme. Contohnya nilai-nilai kebenaran, altruisme, dan sebagaiannya.
b. Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan
Tindakan korelasi meliputi interpretasi informasi mengenai lingkungan dan pemakaiannnya untuk berperilaku dalam reaksianya terhadap peritiwa-peristiwa tadi. Aktivitas ini dikenal sebagai editorial atau propaganda.
Editorial dapat dikatakan sebagai pertanggungjawaban atas berita-berita yang dipilih dan disajikan, tanggungjawab atas komitmen terhadap pembangunan masyarakat.
Fungsi editorial:
- Memberikan bimbingan kepada masyarakat agar dalam kehidupannya lebih efektif, atau dengan perkataan lain memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi di masyarakat.
- Memberikan penjelasan kepada pembaca tentang berita-berita hangat atau aktual.
- Mengajak pembaca berbincang tentang suatu persoalan aktual sebelum berita itu terlanjur menjadi pendapat utama (public opinion).
c. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Transmisi warisan sosial berfokus pada komunikasi pengetahuan, nilai-nilai, dan norma-norma sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota satu kelompok kepada pendatang baru. Kita sering menyebutnya sebagai fungsi pendidikan.
d. Hiburan
Fungsi hiburan berhubungan dengan hiburan massa, yang digambarkan para kritikus kebudayaan sebagai “hiburan massa, adalah disfungsional selama ia gagal menimbulkan atau menumbuhkan selera publik sampai pada tingkatan yang mungkin dicapai oleh bentuk-bentuk hiburan yang kurang meluas seperti teater, opera, dan drama-drama klasik”.
Fungsi Komunikasi Massa menurut Denis McQuail sama dengan fungsi komunikasi massa Harold D. Laswell, namun ditambahkan fungsi mobilisasi.
e. Mobilisasi
Fungsi ini berhubungan dengan upaya “mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang-kadang juga dalam bidang agama”. Fungsi mobilisasi agaknya yang paling relevan dengan permasalahan yang mencoba menghubungkan peranan pers dengan upaya mewujudkan pemerintah yang baik.
Fungsi Komunikasi Massa Menurut Dye dan Zeigler :
- Pemberitaan (newsmaking). Media massa mengamati dan melaporkan
- Interpretasi (interpretation). Menganalisis dan memberikan penilaian terhadap kejadian-kejadian.
- Sosialisasi (socialization). Media mengindoktrinasi khalayak sehubungan dengan nilai-nilai yang berlaku.
- Persuasi (persuasion). Media berusaha mempengaruhi perilaku khalayak seperti dalam masa kampanye pemilu.
- Fungsi agenda setting. Media menentukan apa yang ditentukan berkenaan dengan isu-isu penting, mendefinisikan masalah serta mengajukan saran pemecahan masalah.
Fungsi Komunikasi Massa menurut Nurudin:
a. Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat.
b. Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. Hal ini mendudukkan televisi sebagai alat utama hiburan (untuk melepas lelah). Oleh karena itu, jangan heran jika jam-jam prime time (pukul 19.00 sampai 21.00) akan disajikan acara-acara hiburan, entah sinetron, kuis, atau acara jenaka lainnya.
Sangat sulit untuk diterima penonton seandainya pada jam prime time televisi menyiarkan acara Dialog Politik. Jelas acara itu akan menimbulkan penolakan masyarakat.
c. Persuasi
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi.
Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk:
- Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang;
- Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang;
- Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan Keempat, memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.
d. Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan.
Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer dan historis.
Di dalam tingkatan kontemporer, media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat, dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus. Hal ini merupakan faktor yang memberi petunjuk teka-teki yang mengitari media massa, mereka secara serempak pengukuh status quo dan mesin perubahan.
Secara historis umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa depan.
e. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu.
Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka.
Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial. Akan tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, sebenarnya di sisi lain media juga memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi sosial. Jadi, sebenarnya peluang untuk menciptakan integrasi dan disintegrasi sama besarnya.
f. Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita.
Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua:
- Warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan
- Instrumental surveillance atau pengawasan instrumental.
Fungsi peringatan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai, topan, gelombang laut yang mengganas, angin rebut disertai hujan lebat, dan sebagainya.
Fungsi pengawasan peringatan juga meliputi informasi tentang suatu wabah penyakit yang mulai menyebar akan adanya serangan militer yang dilakukan Negara lain.
Fungsi pengawasan yang kedua yaitu pengawasan instrumental. Aktualisasi dari fungsi ini adalah penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat. Harga kebutuhan sehari-hari merupakan informasi penting yang sangat dibutuhkan masyarakat.
g. Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya.
Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat.
Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian.
Salah satu bagian terpenting dalam menjalankan fungsi korelasi yang termasuk interpretasi bila dilihat dari Tajuk Rencana atau Hoofd Artikel (Belanda), Leader/Leader Writer (Inggris) sebuah surat kabar, meskipun tajuk rencana juga memiliki fungsi persuasi.
Tajuk yang biasanya ditulis oleh redaktur senior itu bagi Djafar H. Assegaff (1983) mempunyai 4 fungsi sebagai berikut :
- Menjelaskan berita
- Mengisi latar belakang
- Meramalkan masa depan
- Meneruskan suatu penilaian moral.
Dengan demikian, tajuk rencana mempunyai fungsi untuk interpretasi kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat.
h. Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Ada juga yang mengatakan fungsi pewarisan sosial ini dengan transmisi budaya, Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) dua di antara ilmuwan komunikasi yang mengatakan itu, tetapi fungsi ini sama dengan pewarisan sosial. Sebab, yang namanya budaya meliputi tiga hal, yakni ide atau gagasan, aktivitas, dan benda-benda hasil kegiatan.
Ide yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya termasuk kebudayaan.
Bagi Black dan Whitney transmisi budaya media massa bisa memperkuat kesepakatan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Disamping itu, media juga berperan untuk selalu memperkenalkan ide-ide perubahan yang perlu dilakukan masyarakat secara terus-menerus.
i. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Hal yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif.
Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi ynag diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi juga bisa sebaliknya.
j. Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai kata sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak.
Hubungan trikotomi tersebut tidak demokratis. Disinilah komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas pentig untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut.
Media massa melalui berita-berita yang berbobot, mengungkapkan peristiwa yang bertendensi politik tinggi, tetapi mampu mengungkapkan, mengkritik kebobrokkan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari fungsi tersebut.
Fungsi Komunikasi Massa Menurut Sean MacBride dkk:
a. Informasi
Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi
Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.
c. Motivasi
Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupunjangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
d. Perdebatan dan diskusi
Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.
e. Pendidikan
Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
f. Memajukan kebudayaan
Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.
g. Integrasi
Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.
Fungsi Komunikasi Massa menurut Yoseph R. Dominick:
a. Pengawasan (surveillance)
Surveillance mengacu kepada yang kita kenal sebagai peranan berita dan informasi dari media massa. Media mengambil tempat para pengawal yang pekerjaannya mengadakan pengawasan.
Orang-orang media itu, yakni para wartawan surat kabar dan majalah, reporter radio dan televisi, koresponden kantor berita, dan lain-lain berada dimana-mana di seluruh dunia, mengumpulkan informasi buat kita yang tidak bisa kita peroleh.
Informasi itu kemudian disampaikan kepada organisasi-organisasi media massa yang dengan jaringan luas dan alat-alat canggih disebarkan ke seluruh jagat.
Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis:
– Pengawasan peringatan (warning of beware surveillance)
Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman letusan gunung api, angin topan, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan militer.
Peringatan ini diinformasikan segera dan serentak (program televisi diinterupsi untuk memberitakan peringatan bahaya tornado), dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis (berita surat kabar atau majalah secara bersambung mengenai polusi udara atau masalah pengangguran). Akan tetapi, memang banyak informasi yang tidak merupakan ancaman yang perlu diketahui oleh rakyat.
– Pengawasan instrumental (instrumental surveillance)
Jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukkan dibioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru, dan lain-lain.
Yang perlu dicatat adalah tidak semua contoh pengawasan instrumental seperti yang disebutkan dijadikan berita.
Publikasi skala kecil dan yang lebih spesifik seperti majalah-majalah atau jurnal-jurnal pengetahuan atau keterampilan juga melakukan tugas pengawasan. Bahkan fungsi pengawasan dapat dijumpai pula pada isi media yang dimaksudkan untuk menghibur.
b. Interpretasi (interpretation)
Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu.
Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran.
Tajuk rencana dan komentar merupakan pemikiran para redaktur media tersebut mengenai topik berita yang paling penting pada hari tajuk rencana dan komentar itu disiarkan.
Pada kenyataannya fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, adakalanya berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.
c. Hubungan (linkage)
Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Misalnya, kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual, hubungan para pemuka partai politik dengan pengikut-pengikutnya ketika membaca berita surat kabar mengenai partainya yang dikagumi oleh para pengikutnya itu.
Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sedemikian berpengaruh kepada masyarakat sehingga dijuluki “public making”ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku seseorang, baik yang positif konstruksif maupun yang destruktif, yang apabila diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya.
d. Sosialisasi
Sama halnya dengan MacBride, Joseph R. Dominick juga menganggap sosialisasi sebagai fungsi komunikasi massa.
Bagi Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok.
Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.
e. Hiburan (entertainment)
Jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar.
Fungsi Komunikasi Massa menurut Charles Robert:
a. Bagi Masyarakat: media massa berfunfsi sebagai peringatan bahaya dari alam, serangan musuh, perang; instrumental – berita-berita yang esensial/ penting bagi lembaga- lembaga lainnya; Etisisasi.
b. Bagi Individu: peringatan instrumental; menambah prestise; pemuka pendapat; enganugerahan status.
c. Sub kelompok tertentu (Misal kelompok politik). Instrumental : Kegunaan informasi bagi kekuasaan; Deteksi : Pengetahuan tentang perilaku yang menyimpang dan subversif. Mengatur opini publik, memonitor, mengontrol, mengesahkan kekuatan, penganugerahan status.
d. Kebudayaan: Meningkatkan kontak antar budaya; Meningkatkan pertumbuhan.
Fungsi Komunikasi Massa menurut Cangara:
- Menyebarluaskan informasi
- Meratakan pendidikan
- Merangsang pertumbuhan ekonomi
- Menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.
Fungsi Komunikasi Massa Menurut Goran Hedebro :
- Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku ke arah modernisasi.
- Mengajar keterampilan baru
- Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan
- Menciptakan efisiensi tenaga dan biaya terhadap mobilitas seseorang
- Meningkatkan aspirasi seseorang
- Menumbuhkan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap hal- hal yang menyangkut kepentingan orang banyak.
- Membantu orang menemukan nilai baru keharmonisan dari suatu situasi tertentu
- Mempertinggi rasa kebangsaan
- Meningkatkan aktivitas politik seseorang
- Mengubah struktur kekuasaan dalam suatu masyarakat
- Menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan program-program pembangunan
- Mendukung pembangunan ekonomi, sosial, dan politik suatu bangsa
Fungsi Komunikasi Massa menurut Fajar:
a. Fungsi Informatif
Komunikasi massa menyediakan informasi tentang peristiwa yang terdapat dalam masyarakat, baik nasional maupun internasional. Fungsi informatif ini dapat menyangkut berbagai aspek kehidupan sehari-hari yang ada di masyarakat.
b. Fungsi Mendidik Masyarakat
Disamping memberikan informasi kepada masyarakat luas, komunikasi massa ternyata juga dapat menunjukkan fungsi mendidik masyarakat. Komunikasi massa mendidik masyarakat untuk berpikir kritis dan memiliki horizon pengetahuan yang luas.
Melalui komunikasi massa, masyarakat itu dididik agar dapat mandiri dalam setiap persoalan hidupnya.
Dalam konteks ini, kita bisa menyebutkan bahwa melalui sajian komunikasi massa yang sangat efektif seperti misalnya radio dan televisi, telah ditayangkan berbagai acara seperti Bangun Des, Nusantara Membangun, Varia Pedesaan, dan masih banyak lagi yang lain.
c. Fungsi Integrasi dan Empati
Melalui komunikasi massa, masyarakat Indonesia yang beragam suku bangsa dan bahasa, dapat saling mengenal danmengerti kebudayaan dari masyarakat Indonesia di masing-masing daerah.
Kebudayaan yang beragam di Indonesia dapat menciptakan disintegrasi sosial karena masyarakat satu dengan yang lain tidak saling mengenal. Misalnya, kebiasaan suku Jawa dan suku Batak yang berbeda. Suku Jawa cenderung halus tingkah lakunya, sedangkan Batak kasar.
Jika mereka bertemu tanpa mengetahui watak dasar mereka tersebut, akan terjadi perselisihan diantara mereka. Melalui komunikasi massa, masyarakat mengetahui informasi tentang berbagai hal yang ada di masyarakat baik nasional maupun internasional.
Sehingga hal tersebut dapat dicegah. Dengan begitu, komunikasi massa sekaligus menciptakan, memelihara, dan memperkuat integrasi bangsa. Melalui nilai-nilai moral, nilai-nilai sosial, keagamaan, hukum, dan tatanan sosial lainnya, maka integrasi nasional relatif lebih mudah diciptakan.
d. Transmisi Budaya
Fungsi sosial lainnya dari komunikasi massa adalah melestarikan dan mewariskan nilai-nilai sosial dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Melalui proses sosialisasi anggota baru masyarakat dapat belajar peranan orang lain dalam masyarakat, sekaligus dapat mengerti posisi sosial dan menempatkan dirinya secara tepat dalam pergauan sosial.
e. Meningkatkan Aktivitas Politik
Komunikasi massa dapat membantu masyarakat luas atau mayoritas penduduk untuk menyadari tentang arti penting dirinya sebagai warga negara.
Kesadaran tersebut dapat meningkatkan kesadaran untuk melakukan aktivitas politik. Aktivitas politik tersebut dapat berupa berbagai macam hal. Misalnya mengikut pemilu.
Jika seseorang telah sadar tentang arti penting ia mengikuti pemilu sebagai seorang warga negara, maka ia akan memilih dengan sungguh-sungguh calon pemimpinnya dan tidak melakukan golput.
Model-Model Proses Komunikasi Massa
1. Hypodermic Needle Model
Dari media massa langsung kepada mass audiens. Media massa diibaratkan sebagai sebuah jarum suntik besar yang memilki kapasitas sebagai Stimulus yang amat kuat dan menghasilkan response yang kuat, spontan, otomatis serta reflektif .
Model ini disebut juga sebagai bullet theory yang tidak melihat adanya intervening variable. Media massa memiliki kekuatan yang laur biasa dapat mempengaruhi ide ke dalam ornag yang tidak berdaya.
Mass audiens dianggap sebagai atom yang satu sama lain tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan dnegan media massa Model ini timbul pada tahun 1930 an dan puncaknya menjelang PD II yang mana kehadiran media cetak.
2. Two step flow model
Model Alir Dua Tahap ini menyatakan bahwa pesan media massa tidak seluruhnya mencapai mass audience secara langsung tetapi sebagian besar secara bertahap.
Tahap pertama dari media massa kepada orang-oang tertentu diantara mass audience (opinion leaders) yang bertindak selaku gate keepers.
Kemudian ia akan menyampaikan pesan kepada anggota mass audience yang lain. Opinion leaders dan follower secara keseluruhan adalah mass audience
Model ini terutama dikembangkan sebagai studi klasik tentang perilaku memilih dalam kasus pemilihan Presiden AS tahun 1940an.
Kelebihan model
- Model ini banyak membantu memahami bahwa massa terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi.
- Adanya peranan aktif dari opinion leader dan cara face-to-face communication tetap dipandang mempunyai peran yang penting.
- Dipandang sebagai framework dalam meneliti gejala komunikasi massa yang kompleks.
- Model in mendorong model lain tentang alir komunikasi.
Kekurangan model
- Opinion leader dituntut untuk aktif, tetapi pada kenyataannya bisa aktif dan bisa pasif.
- Proses komunikasi tidak hanya two steps saja tetapi dapat multi steps.
- Peranan opinion leader yang terlalu ditekankan, pada ada saluran-saluran lain seperti initiating force.
- Penelitian difusi dan inovasi menunjukkan bahwa early adopters dan early knowers ternyata orang yang lebih banyak memanfaatkan jasa media massa daripada late knowers dan late adopters., sehingga peran opinion leaders hanyalah sebagai early knowers atau early adopters.
- Media massa lebih berperan sebagai kreator pengetahuan, sedangkan saluran antar pribadi berperan dalam membentuk, mempengaruhi, mengubah sikap dan perilaku. Troldahl dengan Balance Theory menyatakan bahwa bila pesan-pesan media massa yang diterima bertentangan dengan predisposisinya maka ia akan berkomunkasi secara antar pribadi dengan opinion leader guna mengurangi keraguan.
- Dalam kenyataannya untuk meneliti ini perlu menggunakan leaders-follower sociometric dyads dalam menganalisa mass audience.
3. One Step flow models
Model ini merupakan bentuk revisi terhadap two-steps model dan merupakan hasil pemurnian hypodermic needle sbb: One step flow models mengakui bahwa media massa bukanlah all powerfull dan tidak setiap media massa mempunyai kekuatan yang sama.
Aspek seleksi penyaringan dari audience mempengaruhi dampak pesan. Ada kemungkinan timbulnya reaksi atau efek yang berbeda di audience penerima terhadap pesan media yang sama. Pada model ini diakui adanya heterogenitas mass audience.
4. Multi step flow model
Model merupakan gabungan dari semua model. Model ini menyatakan bahwa audience bisa memperoleh pesan secara langsung dari media massa ataupun dari sumber yang lain sebagai tangan kedua, ketiga dst. Model ini yang paling sedikit keterbatasannya bila dibanding model lain.
Efek Komunikasi Massa
Setiap proses komunikasi mempunyai dampak atau hasil akhir yang disebut dengan efek. Efek muncul dari seseorang yang menerima pesan komunikasi baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Menurut Donald K. Robert, efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa (Ardianto, 2004:48).
Menurut Onong Uchyana Effendy (2006), yang termasuk dalam efek komunikasi massa adalah:
- Efek Kognitif (Cognitive effect) –pengetahuan.
- Efek Afektif (Affective effect) –perasaan, emosi.
- Efek Konatif atau Efek Behavioral (Behavioral effect) –perilaku.
Opinion Leaders
Demikian ringkasan pengertian, karakteristik, dan fungsi serta efek komunikasi massa yang diolah dari berbagai sumber di bawah ini. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).
Sumber/Referensi:
- Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
- Wiryanto, 2000, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta.
- Mursito BM, 2006, Memahami Institusi Media (Sebuah Pengantar), Lindu Pustaka dan SPIKOM, Surakarta, halaman 16-19.
- Nurudin, 2013, Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta, halaman 66-93.
- Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2006, halaman 26-31.
- Charles Robert, Mass Comminication : A Sosiological Perspective, terjemahan Lilawati dan Jalaluddin, CV Remadja Karya, Bandung, 1985, halaman 13.
- Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.