Keterampilan Berbicara – Speaking Skills

Komunikasi Praktis

BERBICARA (speaking) merupakan bagian dari komunikasi, selain mendengarkan (listening) dan menulis (writing).

Keterampilan berbicara (speaking skills) menjadi kunci sukses dalam karier atau pekerjaan dan pergaulan sosial. Keterampilan Berbicara akan memudahkan penyampaian pesan secara lisan atau verbal.

Keterampilan Berbicara - Speaking Skills

Secara umum, keterampilan berbicara meliputi 4 hal berikut ini:

  1. Kefasihan (Fluency) atau Kelancaran.
  2. Kosa Kata (Vocabulary)
  3. Tata Bahasa (Grammar)
  4. Pengucapan (Pronounciation)

Pengertian Berbicara 

Para ahli banyak menggunakan sudut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan berbicara.

Suhendar (1992) mengatakan, berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran berupa bunyi-bunyi bahasa yang bermakna.

Depdikbud (1985) mengartikan berbicara sebagai penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.

Tarigan (1983): berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Menurut Brown dan Yule (2007), berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagsan atau perasaan secara lisan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan, pengertian berbicara adalah penyampaian pikiran berupa ide, gagasan, atau isi hati dalam bentuk ujaran atau bahasa lisan.

Fungsi dan Hakikat Berbicara

1. Komunikasi

Menurut Tarigan (1983), tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi atau penyampaian pesan (ide, informasi, pemikiran).

2. Ekspresi Diri

Kepribadian seseorang dapat dilihat dari pembicaraannya. Berbicara merupakan ekspresi diri. Dengan berbicara seseorang dapat menyatakan kepribadian dan pikirannya.

3. Mental Motorik

Berbicara melibatkan aspek mental. Bagaimana bunyi bahasa dikaitkan dengan gagasan yang dimaksud pembicara merupakan suatu keterampilan tersendiri.

Kemampuan mengaitkan gagasan dengan bunyi-bunyi bahasa (kata dan kalimat) secara tepat merupakan kemampuan yang mendukung keberhasilan.

Menurut Djago, dkk (1997) tujuan pembicaraan meliputi:
(1) menghibur,
(2) menginformasikan,
(3) menstimulasi,
(4) meyakinkan,
(5) menggerakkan.

Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 1983).

Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian sangat berat. Pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam bentuk lain yakni bunyi bahasa. Pendengar kemudian mencoba mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu menjadi bentuk semula.

Menurut Arsjad dan Mukti U.S. (1993), kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Keterampilan berbicara merupakan suatu keterampilan menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain.

Penggunaan bahasa secara lisan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara praktis langsung bisa kita simak:

(a) pelafalan;
(b) intonasi;
(c) pilihan kata;
(d) struktur kata dan kalimat;
(e) sistematika pembicaraan;
(f) isi pembicaraan;
(g) cara memulai dan mengakhiri pembicaraan; dan
(h) penampilan.

Menurut Supriyadi (2005), jika seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, maka dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional.

Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu. Keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan.

Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan peserta didik berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.

Jenis-Jenis Berbicara

Berdasarkan situasinya, berbicara dapat dibagi menjadi dua, yaitu berbicara resmi (formal) dan berbicara informal (tidak resmi).

Berbicara formal (resmi) antara lain public speaking (ceramah, pidato, presentasi), debat, dan wawancara.

Berbicara informal adalah berbicara pada situasi nonformal, tidak terikat oleh aturan-aturan seperti pada berbicara formal, seperti mengobrol, menyampaikan berita (kabar), menyampaikan pengumuman, telepon, dll.

Berbicara Efektif

Kita akan berbicara secara efektif jika memenuhi unsur keterampilan berbicara sebagai berikut:

1. Ketepatan pengucapan

Pelafalan atau pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang tidak tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik sehingga dapat mengalihkan perhatian pendengar, mengganggu komunikasi, atau pemakainya dianggap aneh (Maidar dan Mukti, 1991).

2. Ketepatan intonasi

Intonasi terkait dengan tekanan suara yang biasanya jatuh pada suku kata terakhir atau suku kata kedua dari belakang. Intonasi yang tidak tepat akan menimbulkan pemahaman yang keliru atau berbeda dengan yang dimaksud.

3. Pilihan kata (diksi)

Pilihan kata (diksi) hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan lebih paham, kalau kata-kata yang digunakan sudah dikenal oleh pendengar.

4. Kelancaran 

Pembicara yang baik menghindari berbicara terputus-putus, tidak mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu yang sangat mengganggu (misalnya ee, hmmm, oo, aa). Namun, pembicara yang terlalu cepat dalam berbicara juga menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicarannya.

Keterampilan Berbicara - Speaking Skills

Faktor Penunjang Terampil Berbicara

Faktor penunjang pada kegiatan berbicara menyangkut kebahasaan  (linguistik)  dan non kebahasaan (nonlinguistik) ssebagai berikut:

  1. Ketepatan ucapan,
  2. Penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai,
  3. Pilihan kata,
  4. Ketepatan penggunaan kalimat serta  tata bahasanya,
  5. Ketepatan sasaran pembicaraan. 
  6. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
  7. Pandangan harus diarahkan ke lawan bicara,
  8. Kesediaan menghargai orang lain, 
  9. Gerak-gerik dan mimik yang tepat,
  10. Kenyaringan suara,
  11. Kelancaran,
  12. Relevansi, penalaran,
  13. Penguasaan topik.

Menurut Rusmiati (2002), ciri-ciri pembicara yang baik antara lain meliputi hal-hal di bawah ini.

1. Memilih topik yang tepat. 

Pembicara yang baik selalu dapat memilih materi atau topik pembicaraan yang menarik, aktual dan bermanfaat bagi para pendengarnya, juga selalu mempertimbangkan minat, kemampuan, dan kebutuhan pendengarnya.

2. Menguasai materi.

Pembicara yang baik selalu berusaha mempelajari, memahami, menghayati, dan menguasai materi yang akan disampaikannya.

3. Mengenal audiens

Pembicara yang baik akan memahami latar belakang pendengar. Sebelum pembicaraan berlangsung, pembicara yang baik berusaha mengumpulkan informasi tentang pendengarnya.

4. Kontak dengan pendengar. 

Pembicara berusaha memahami reaksi emosi, dan perasaan mereka, berusaha mengadakan kontak batin dengan pendengarnya, melalui pandangan mata, perhatian, anggukan, atau senyuman.

Demikian ulasan tentang Keterampilan Berbicara (Speaking Skills). Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).*

Referensi

  • Henry Guntur Tarigan. 1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  • Listia. 2014. Hubungan Ketrampilan Berbicara dengan Ketrampilan Berbahasa Lain.
  • Asep Syamsul M. Romli. 2012. Lincah Menulis Pandai Bicara. Bandung: Nuansa.

Discover more from Komunikasi Praktis

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading