Jurnalistik Radio: Pengertian dan Sejarah

Komunikasi Praktis
Jurnalistik Radio: Pengertian dan Sejarah

Jurnalistik Radio: Pengertian dan Sejarah.
 
JURNALISTIK itu ilmu terapan (applied science) yang fleksibel, luwes. Ia bisa masuk ke media komunikasi apa saja.

Jurnalistik dapat diterapkan di media sosial. Jadilah ia jurnalisme media sosial.

Ketika masuk ke atau diterapkan di media radio, jadilah ia jurnalistik radio (radio journalism).


Sejak kehadiran jurnalisti di program radio, J.B. Wahyudi pun membagi produk media radio menjadi dua bagian, yakni karya artistik dan karya jurnalistik
  1. Karya Artistik yaitu program radio berupa hiburan, seperti musik, atau menambahkan usur dramatisasi, seperti sandiwara radio.
  2. Karya Jurnalistik diproduksi dengan pendekatan jurnalistik, diikat oleh kaidah, standar, hukum, dan kode etik jurnalistik, bertitik tolak dari fakta, termasuk berita, dokumenter, dan feature.
Senada dengan pembagian tersebut, kita juga bisa membagi program siaran radi menjadi dua bagian, hakikatnya sama dengan pembagian di atas, yakni:
  1. Music Program, yaitu acara musik, seperti pemutaran lagu-lagu yang menjadi ciri khas sekaligus “program tradisional” radio –ingat, radio identik dengan musik!
  2. News Program, yaitu program berita, yakni program siaran berita atau informasi aktual.

 

Pengertian Jurnalistik Radio

Jurnalistik Radio adalah proses dan aktivitas jurnalistik melalui media radio.

Karena radio itu suara (auditif), maka produk jurnalistik radio, seperti berita, pun berupa suara (audio) atau disuarakan, bukan berbentuk naskah, teks, tulisan, ataupun gambar.

Pemberitaan atau penyampaian informasi melalui radio harus berupa suara, tidak bisa yang lain. Maka, naskah berita yang dibuat wartawan pun “disuarakan” atau disampaikan oleh penyaji berita (news presenter).

Reporter radio juga menyampaikan beritanya melalui suara. Jika “setor berita” ke redaksi, bisa berupa naskah berita radio yang nantinya disuarakan di ruang siaran.

Karenanya, karakteristik atau ciri utama jurnalistik radio adalah auditory atau auditif, yakni disampaikan kepada publik melalui suara.

Baca Juga: Karakteristik Jurnalistik Radio

Sejarah Jurnalistik Radio

Perang Dunia II disebut-sebut sebagai awal kejayaan radio sebagai media jurnalisme. Menurut John Vivian, November 1916 merupakan titik tolak Jurnalisme Radio ketika radio-radio di Amerika Serikat menyiarkan hasil pemilu.
Berikut ini momentum sejarah Jurnalistik Radio seperti dikemukakan Jessica Addario dalam Radio Journalism.
  1. 1922-1938 – Terjadi “percekcokan” antara Radio dan Suratkabar. Radio menyampaikan berita yang dimuat di suratkabar.
  2. 1938-1946 – Ekspansi cepat jurnalistik radio yang didorong oleh Perang Dunia II.
  3. 1946-1960 – Transisi jurnalistik radio dengan kehadiran jurnalistik televisi.
  4. 1960-1980 –  Jurnalistik Radio dipengaruhi penggunan FM yang mendorong berita radio.
  5. 1980-sekarang – Jurnalistik Radio menjadi menu wajib dalam program radio untuk meraih pendengar lebih banyak dan beragam.
Di tahun 1930-an radio juga menjadi media kampanye efektif ketika Frankin D. Roosevelt, tahun 1933, siaran selama 40 kali dan berbicara dengan lebih dari 30% warga (pendengar) di Amerika.
Saat ini diperkirakan 93% penduduk dunia masih memilih radio untuk mendapatkan informasi, selain mencari berita di media lain.
Menurut The Pew Research Center for the People & the Press, saat ini masih banyak orang mendengarkan radio untuk mendapatkan berita, meski jumlah pendengar radio terus berkurang karena tergerus media internet, terutama media sosial.

Jurnalistik Radio: Primadona di Kendaraan

Jurnalistik Radio menjadi primadona di jalan raya. Laporan berbagai peristiwa aktual, termasuk laporan lalu-lintas, menjadi favorit pengendara mobil, selain lagu-lagu pengusir penat dan kantuk di jalanan.

Radio berita menjadi rujukan utama saat arus mudik lebaran. Informasi lalu lintas di titik mana pun bisa mudah didapat, karena warga masyarakat juga bisa berpartisipasi menginformasikan keadaan jalan raya via SMS ataupun media sosial –Twitter dan Facebook.

Bagi Anda yang meminati profesi prenter televisi, radio adalah sarana terbaik untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan membawa acara (host). Sudah bukan rahasia, banyak presenter televisi berawal dari penyiar radio, bahkan sudah jadi TV presenter pun masih siaran di radio. Wasalam. (http://www.komunikasipraktis.com).*

Discover more from Komunikasi Praktis

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading