Jurnalistik Radio: Pengertian dan Sejarah.
JURNALISTIK itu ilmu terapan (applied science) yang fleksibel, luwes. Ia bisa masuk ke media komunikasi apa saja.
Jurnalistik dapat diterapkan di media sosial. Jadilah ia jurnalisme media sosial.
Ketika masuk ke atau diterapkan di media radio, jadilah ia jurnalistik radio (radio journalism).
Sejak kehadiran jurnalisti di program radio, J.B. Wahyudi pun membagi produk media radio menjadi dua bagian, yakni karya artistik dan karya jurnalistik
- Karya Artistik yaitu program radio berupa hiburan, seperti musik, atau menambahkan usur dramatisasi, seperti sandiwara radio.
- Karya Jurnalistik diproduksi dengan pendekatan jurnalistik, diikat oleh kaidah, standar, hukum, dan kode etik jurnalistik, bertitik tolak dari fakta, termasuk berita, dokumenter, dan feature.
- Music Program, yaitu acara musik, seperti pemutaran lagu-lagu yang menjadi ciri khas sekaligus “program tradisional” radio –ingat, radio identik dengan musik!
- News Program, yaitu program berita, yakni program siaran berita atau informasi aktual.
Pengertian Jurnalistik Radio
Karena radio itu suara (auditif), maka produk jurnalistik radio, seperti berita, pun berupa suara (audio) atau disuarakan, bukan berbentuk naskah, teks, tulisan, ataupun gambar.
Pemberitaan atau penyampaian informasi melalui radio harus berupa suara, tidak bisa yang lain. Maka, naskah berita yang dibuat wartawan pun “disuarakan” atau disampaikan oleh penyaji berita (news presenter).
Reporter radio juga menyampaikan beritanya melalui suara. Jika “setor berita” ke redaksi, bisa berupa naskah berita radio yang nantinya disuarakan di ruang siaran.
Karenanya, karakteristik atau ciri utama jurnalistik radio adalah auditory atau auditif, yakni disampaikan kepada publik melalui suara.
Baca Juga: Karakteristik Jurnalistik Radio
Sejarah Jurnalistik Radio
- 1922-1938 – Terjadi “percekcokan” antara Radio dan Suratkabar. Radio menyampaikan berita yang dimuat di suratkabar.
- 1938-1946 – Ekspansi cepat jurnalistik radio yang didorong oleh Perang Dunia II.
- 1946-1960 – Transisi jurnalistik radio dengan kehadiran jurnalistik televisi.
- 1960-1980 – Jurnalistik Radio dipengaruhi penggunan FM yang mendorong berita radio.
- 1980-sekarang – Jurnalistik Radio menjadi menu wajib dalam program radio untuk meraih pendengar lebih banyak dan beragam.
Jurnalistik Radio: Primadona di Kendaraan
Jurnalistik Radio menjadi primadona di jalan raya. Laporan berbagai peristiwa aktual, termasuk laporan lalu-lintas, menjadi favorit pengendara mobil, selain lagu-lagu pengusir penat dan kantuk di jalanan.
Radio berita menjadi rujukan utama saat arus mudik lebaran. Informasi lalu lintas di titik mana pun bisa mudah didapat, karena warga masyarakat juga bisa berpartisipasi menginformasikan keadaan jalan raya via SMS ataupun media sosial –Twitter dan Facebook.
Bagi Anda yang meminati profesi prenter televisi, radio adalah sarana terbaik untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan membawa acara (host). Sudah bukan rahasia, banyak presenter televisi berawal dari penyiar radio, bahkan sudah jadi TV presenter pun masih siaran di radio. Wasalam. (http://www.komunikasipraktis.com).*