The New Normal atau Normal Baru (Norba) sudah terjadi di dunia jurnalistik, bahkan sebelum pandemi corona.
Normal baru atau the new normal tengah trending terkait pandemi Virus Corona (Covid-19). Hal yang tadinya dianggap asing atau aneh, akan menjadi hal biasa atau normal.
Masker, cuci tangan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 lainnya akan menjadi hal biasa di era normal baru.
Dalam jurnalistik juga terjadi normal baru sejak memasuki era internet. Wartawan media online atau situs berita kini terbiasa menulis berita dengan judul menggunakan kata petunjuk ini.
Simak saja judul-judul berita berikut ini:
- Film Avatar 2 Mulai Digarap Pekan Depan, Ini Penampakan … (Pikiran Rakyat)
- 33 Perusahaan China di Blacklist AS, Ternyata Ini Kegiatannya (CNBC Indonesia)
- Mudik ke Rumah Nenek, Keluarga dari Jakarta Ini Justru…(Kompas)
- Perhatian! Ini Kode Keras Saham Pilihan Warren Buffett (CNBC)
- Di Lebaran 2020, Ini Doa Menyentuh dari Khabib … (Detikcom)
Dulu, dalam jurnalisme konvensional (cetak dan penyiaran), menggunakan kata ini dalam judul berita merupakan hal tabu.
Kini, “jurnalisme ini” sudah menjadi fenomena baru di dunia jurnalistik online.
Tampaknya, pelajaran semasa SD, yakni frasa Ini Budi, Ini Ibu Budi, Ini Bapak Budi, dan sejenisnya mulai “diamalkan” oleh jurnalis media online.
Jurnalisme Umpan Klik
“Jurnalisme Ini” merupakan praktik jurnalisme umpan klik (clickbaik journalism). Wartawan membuat judul dengan menyembunyikan inti atau substansi berita dengan maksud link beritanya diklik.
Inilah normal baru di dunia jurnalistik. Jurnalisme umpan klik telah mengubah misi jurnalistik dari menyampaikan informasi menjadi menarik pengunjung (trafik).
Jurnalisme Clickbait atau penulisan judul umpan klik dipraktikkan secara “konsisten” oleh Tribunnews, Kompas, dan akhirnya diikuti media-media siber lainnya.
Jadilah jurnalisme ini dan jurnalisme umpan klik menjadi normal baru (new normal) dalam dunia jurnalistik masa kini. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).*