ADA “trend baru” di kalangan wartawan (media online) dalam menulis judul berita, yaitu membuat penasaran sekaligus “memaksa” pembaca agar membaca (klik) beritanya.
Trend di media online ini dikenal dengan sebutan “jebakan klik” atau “umpan klik” (click bait). Wartawan menyembunyikan informasi inti atau isi berita di judul agar pembaca mengkliknya. Jebakan klik ini bertujuan meningkatkan trafik atau pengunjung.
Kata-kata “Ini Dia…”, “Ini Jawaban…”, dan “Ini Alasan…” sering digunakan untuk membuat pembaca “terpaksa” mengklik link berita jika mereka tertarik.
Perhatikan judul-judul berita di bawah ini:
- KPK Akan Sidangkan Perkara Century, Ini Kata Timwas DPR
- Ini dia penyakit paling mematikan untuk wanita!
- Dakwah Islam Dikalangan Hispanik Mudah Diterima, Ini Alasannya
- Ini Jawaban Jokowi Soal Tuntutan FPI
- Ini Jawaban Priyo Soal Pertemuannya dengan Jokowi
- Ini Jawaban Mahfud MD Soal Namanya Disebut oleh Akil di Pengadilan Tipikor
- Ini jawaban Badrodin soal rekening gendut
- Ini Jawaban Agnes Monica Tentang Album Duet dengan Beyonce
Judul-judul di atas tidak komunikatif, tidak efektif, dan “menyusahkan” pembaca, mengingat perilaku pembaca yang “headline reader” (pembaca judul berita).
Jurnalisme online adalah ”jurnalisme judul” karena perilaku pembaca yang umumnya ”headline reader” atau ”lead reader” –perilaku yang juga berlaku bagi pembaca koran.
Jika pembaca “punya waktu”, dia akan mengklik link berita tersebut dan membacanya. Jika “tidak sempat”, pembaca hanya akan mendapatkan informasi “gak jelas” bahwa Timwas DPR, Jokowi, Agnes, dll itu memberikan jawaban atau keterangan tentang suatu masalah.
Tidak ada yang salah dengan judul di atas secara teknik dan etika jurnalistik. Hanya saja, judul-judul berita yang memaksa tersebut tidak efektif dalam menyampaikan informasi kepada pembaca yang “supersibuk” dan “headline reader”.
Jika informasi tidak sampai kepada pembaca, buat apa wartawan capek-capek meliput, wawancara, dan menulis berita? Bagaimanapun, tujuan menulis berita adalah komunikasi. Komunikasi itu menyampaikan pesan. Pesan harus tersampaikan secepat dan seefektif mungkin.
Jika perilaku pembaca masih lebih suka “membaca judul”, maka judul-judul berita yang memaksa di atas nyaris tidak ada arti bagi mereka. Maka, sebaiknya, wartawan menghindari penulisan judul seperti atas. Wasalam. (Catatan Romeltea, www.komunikasipraktis.com).*