Demi trafik, banyak media online jadi penganut jurnalisme umpan klik (clickbait journalism).
SEBAGAIMANA diulas dalam posting sebelumnya, Boikot Judul Berita Umpan Klik, Clickbait Journalism atau Jurnalisme Umpan Klik adalah bentuk terendah jurnalisme media
sosial, penuh judul sensasional. Bahkan ada yang menyebutnya “jurnalisme
sampah” dan “jurnalisme koran kuning”
Umpan Klik adalah bentuk terendah jurnalisme media sosial. BBC juga pernah mengulas wajah jurnalistik online yang kini identik dengan jurnalisme umpan klik.
Banyak wartawan atau media online (situs berita) kini tidak lagi menulis berita untuk pembaca, tapi demi trafik, pageviews, atau jumlah pengunjung situsnya. Akibatnya, mereka terjerumus ke dalam “ideologi” jurnalistik “murahan” dengan membuat judul bergaya iklan, penuh sensasi, drama, dan “lebay“.
Judul-judul berita akibat menganut paham jurnalisme clickbait ini “sangat tidak jurnalistik” alias menyimpang jauh dari kaidah jurnalisme.
Alih-alih segera memenuhi rasa ingin tahu pembaca, judul-judul berita umpan klik ini justru menyembunyikan substansi berita atau fakta terpenting –itu tadi, agar link judulnya diklik! Clickbait adalah bentuk terendah jurnalisme media sosial.
Kita sangat akrab dengan judul-judul berita murahan seperti:
- “Ini komentar…”
- “Ini jawaban….”
- “Ini yang Terjadi….”
- “Begini…”
- “Wow!…. “
- “Mengagetkan, …. ”
Intinya, jurnalisme bergaya iklan ini umumnya menggunakan kata penunjuk “ini”, “inilah”, “begini”, serta kata-kata “lebay” seperti “Wow”, “Mengerikan”, “Menyeramkan”, atau “Menyedihkan”.
Judul-judul berita yang lazim kita temui di kompas.com, tribunnews.com, jpnn.com, dan lainnya bukan jurnalistik yang baik, bahkan bisa dikatakan bukan karya jurnalistik. “Teori” atau formula baku penlisan berita 5W1H dan Gaya Piramida Terbalik sudah dibuang entah ke mana.
Itu semua terjadi karena andalan media online adalah trafik! Jadi, demi trafik atau jumlah pengunjung situsnya, mereka tidak lagi peduli tentang judul yang baik, persetan dengan kaidah jurnalistik, yang penting pembaca “penasaran” dan nge-klik link judul berita dan masuk ke halaman web mereka.
Jika Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait) dibiarkan terus berkembang, bagaimana masa depan jurnalistik? Jika media terkemuka sekelas Kompas “memelopori” jurnalisme clickbait, bagaimana masa depan jurnalisme media yang sehat dan pro-pembaca?
Satu-satunya cara menghentikan jurnalisme clickbait dan menyelamatkan jurnalisme yang baik adalah dengan “memboikot” situs-situs berita yang suka membuat judul umpan klik. Mari, abaikan judul-judul berita clickbait! (http://www.komunikasipraktis.com).*