MENULIS judul berita membutuhkan keahlian tersendiri. Namun, demi mendapatkan jumlah pengunjung atau trafik, wartawan media online (situs berita) “melacurkan diri” dengan menganut ideologi jurnalisme kuning gaya baru, yakni jurnalisme umpan klik.
Judul-judul berita yang dibuat melanggar kaidah jurnalisme –melayani kebutuhan pembaca yang haus informasi.
Baca: Teknik Menulis Judul Berita
Judul berita yang saat ini banyak muncul di situs berita berupa umpan klik (clickbait) yang mengemis pengguna (user) atau pembaca untuk mengeklik judul berita yang mereka buat.
Ini contohnya:
Sangat vulgar, wartawan mengemis klik kepada pembaca. Itu bukan judul berita, tapi IKLAN.
Lebih parah lagi judul-judul tulisan di blog yang tidak masuk kategori situs berita. Lihat saja judul sebuah posting blog di bawah ini:
Judul posting blog ini lengkap banget dari sisi umpan klik: mengandung kata seru, mengemis share, teriak-teriak, dan mengandung kata penunjuk.
Kembali ke soal judul di situs-situs berita. Persaingan membuat para wartawan atau editor berlomba menarik pehatian pembaca.
Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait Journalism) alias Jurnalisme Kuning (Yellow Journalism) menjadi “ideologi” yang dianut banyak wartawan online.
Salah? Tidak. Hanya saja, mereka tidak mempraktikkan jurnalistik yang baik. Analisis atau ulasan tentang jurnalisme umpan klik sudah banyak dilakukan di luar sana.
Ketik saja “clickbait journalism” di Google, maka kita akan dapati banyak ulasan yang umumnya menyatakan jurnalisme umpan klik itu bukan jurnalistik yang baik, bahkan sudah keluar dari jurnalisme.
Baca Juga: Republika Pun Terjebak Jurnalisme Umpan Klik
Jurnalisme umpan klik membahayakan masa depan jurnalistik. Membuat judul berita seenaknya membuat ilmu jurnalistik tak diperlukan. Jurusan jurnalistik di kampus-kampus jadi tiada guna? Wasalam. (http://www.komunikasipraktis.com).*