Fakta: Radio Masih Jaya di Udara!

Komunikasi Praktis
Fakta: Radio Masih Jaya di Udara!

Jargon Radio Republik Indonesia (RRI), “Sekali di Udara Tetap di Udara”, tampaknya menjadi kenyataan. Sayangnya RRI sudah mengganti jargon itu menjadi “Jaringan Berita Nasional” (?).

Di tengah “gempuran” media-media baru berbasis internet, ternyata radio masih jaya di udara. Bahkan, faktanya, 95% penduduk dunia masih mendengarkan radio!

Di era radio online atau radio streaming saat ini pun, radio FM/AM masih lebih populer ketimbang radio streaming atau radio satelit.

Setidaknya, itulah “fakta mengejutkan” (surprising facts) yang dikemukakan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam peringatan tahun kedua World Radio Day (Hari Radio Sedunia) pada Februari 2013.

Seperti dimuat laman Mashable, dalam posting  berjudul “The Enduring Power of Radio in the Digital Age“, meskipun revolusi internet kecepatan tinggi dan prevalensi televisi dalam budaya saat ini, radio masih merupakan media yang sangat penting dan relevan, terutama di negara-negara berkembang. “Hari Radio Sedunia mengingatkan kita, radio dapat membantu mendorong perubahan di seluruh dunia.

Berikut ini 5 fakta menarik tentang penggunaan radio global yang mungkin akan mengejutkan Anda.

1. 95% of the World’s Population Uses Radio

95% penduduk dunia menggunakan radio. Menurut UNESCO, lebih dari 95 persen dari populasi dunia menggunakan radio. Angka yang tinggi dibandingkan sekitar sepertiga dari populasi global memiliki akses ke internet.

2. Most Households in Developing Nations Have Radio

Kebanyakan rumahtangga di negara berkembang memiliki radio. Pada 2010, setidaknya 75 persen dari rumah tangga di negara-negara berkembang memiliki akses ke radio, sementara hanya 20,5 persen dari rumah tangga di negara-negara tersebut memiliki akses ke internet.

Akibatnya, radio dapat menjangkau masyarakat yang paling terisolasi—yang mencakup banyak populasi penduduk asli Amerika di Amerika Serikat—selain miskin, di mana internet tidak bisa diakses.

3. Radio Is the Only News Medium on the Rise in Russia Since 2008

Radio adalah satu-satunya medium berita yang meningkat di Rusia sejak 2008. Selain radio, semua bentuk media tradisional di Rusia menurun, termasuk di Moskow, yang memiliki pasar media cetak canggih.

Para pembaca dewasa surat kabar harian mengalami penurunan rata-rata bulanan sebesar 3,1 persen antara tahun 2006 dan 2010. Pendengar radio, di sisi lain, telah meningkat 4 persen sejak tahun 2008.

4. Radio Signals Are More Reliable

Sinyal-sinyal radio lebih andal. Fitur geografis tertentu mempengaruhi cara negara menerima informasi. Misalnya, di daerah pedesaan di Filipina, di pegunungan susah mendapatkan sinyal TV, tapi tidak komunikasi radio.

Radio mencapai 85 persen dari seluruh negeri, sedangkan TV mencapai hanya di bawah 60 persen. Akibatnya, radio dianggap media yang paling dapat diandalkan untuk mendistribusikan berita di pedalaman pedesaan Filipina.

5. AM/FM Still More Popular Than Online Streaming

AM/FM masih lebih populer dari streaming online. Orang dewasa Amerika mendengarkan delapan kali lebih radio AM/FM dari radio satelit, dan 17 kali lebih dari audio streaming internet.

Ini akan menarik untuk melihat bagaimana angka-angka ini berubah seiring inovasi dalam meningkatkan ruang informasi.

Lima “fakta mengejutkan” tersebut menjadi bukti Radio Masih Jaya di Udara. Belum lagi jika ditambah data “antrean” pemohon izin pendirian radio di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), banyaknya mahasiswa jurusan broadcasting, dan masih maraknya kursus penyiar radio.

Jadi, seperti jargon lama RRI, sekali di udara (radio akan) tetap di udara! (www.komunikasipraktis.com).*

Discover more from Komunikasi Praktis

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading