Berikut ini Dasar-Dasar Jurnalistik tentang Pengertian dan Cara Menulis Berita sebagaimana dikemukakan Tom E. Rolnicki, C. Dow Tate dan Sherri A. Taylor dalam buku Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic Journalism).
Dasar-Dasar Jurnalistik: Pengertian dan Cara Menulis Berita
1. Pentingnya Memahami Berita
Memahami berita adalah penting untuk menulis di medium berita, entah itu koran, majalah, radio dan televisi, maupun situs internet (media online, media siber).
Pemahaman tentan berita penting sebab pengetahuan ini akan membuat seorang reporter (wartawan) mampu memilah-milah dan memprioritaskan informasi dan membedakan antara yang relevan –yakni hal-hal perlu pembaca ketahui– dan apa yang kurang penting, meskipun pembaca mungkin tertarik dengan subjek tersebut.
Pemahaman tentang berita ini juga berguna bagi reporter agar mereka bisa membuat berita yang menarik pembaca. Karena pembaca umumnya sibuk dan bisa mendapatkan berita dari sumber cetak, siaran, atau internet, maka seorang reporter yang tahu seluk-beluk berita akan lebih mungkin menulis berita yang lebih bagus dan menarik ketimbang reporter yang tidak tahu.
Menyampaikan informasi secara cepat dan tepat adalah salah satu tujuan organisasi berita dewasa ini. Namun, konsumen berita (pembaca) akan memilih pada sumber yang terpercaya yang menyajikan berita secara akurat dan relevan.
2. Pengertian Berita
Untuk memahami pengertian berita, poin-poin berikut ini penting untuk diketahui:
- Berita harus faktual, tetapi tidak semua fakta adalah berita.
- Berita mungkin berupa opini, khususnya dari tokoh atau otoritas di bidang tertentu.
- Berita terutama adalah tentang orang, tentang apa yang mereka katakan dan lakukan.
- Berita tidak selalu berupa laporan kejadian terkini.
- Apa-apa yang merupakan berita penting bagi suatu komunitas atau universitas mungkin tidak penting atau kurang penting atau bahkan tidak punya nilai bagi komunitas atau universitas lain.
- Apa-apa yang menjadi berita di satu komunitas atau universitas mungkin juga merupakan berita bagi setiap komunitas atau universitas lainnya.
- Apa-apa yang hari ini menjadi berita seringkali sudah bukan berita lagi keesokan harinya.
- Apa yang dianggap berita oleh seseorang belum tentu dianggap berita pula oleh orang lain.
- Dua faktor yang penting bagi berita, daya tarik dan arti penting, tidak selalu sinonim.
Teks lengkap dari berita tidak selalu tentang peristiwa terbaru. Sebuah peristiwa yang terjadi sebulan lalu atau bahkan setahun lalu mungkin akan menjadi berita jika ia baru saja diungkap.
Kadang-kadang sebuah berita yang menempati tempat utama di koran atau televisi atau radio seringkali tidak amat penting bagi kebanyakan pembaca atau pendengar.
Ketika hendak merencanakan teras berita (news lead), editor semua media akan mempertimbangkan baik itu arti pentingnya dan daya tariknya, kemudian memilih berita yang mengandung kedua unsur itu untuk dibuat atau ditayangkan pada tempat utama dalam berita.
3. Jenis Berita: Hard News dan Soft News
Hard news atau berita hangat punya arti penting bagi banyak pembaca, pendengar, dan pemirsa.
Biasanya hard news berisi kejadian yang terkini yang baru saja terjadi atau akan terjadi di pemerintahan, politik, hubungan luar negeri, pendidikan, ketenagakerjaan, agama, pengadilan, pasar finansial, dan sebagainya.
Soft news atau berita ringan biasanya kurang penting karena isinya menghibur, walau kadang juga memberi informasi penting. Di dalamnya memuat berita human interest atau jenis rubrik feature.
Hard news, meski punya arti penting, biasanya tidak banyak menarik pembaca, pendengar atau pemirsa karena isinya kurang menarik bagi banyak orang dan seringkali lebih sulit dipahami ketimbang soft news.
Akibatnya, berita tentang fakta untuk berita hangat biasanya diiringi dengan liputan interpretatif di mana reporter menjelaskan signifikansi fakta tersebut dan memberi liputan latar belakang yang dibutuhkan para pembaca untuk memahami apa yang mereka baca, dengar dan lihat.
Banyak berita mengkombinasikan elemen hard news dan soft news. Hard news tentang konflik personal mungkin bisa memicu respons emosional dari pembaca, pendengar, atau pemirsanya.
Misalnya, berita tentang sidang DPR untuk menurunkan pajak biasanya akan ditulis sebagai hard news, tetapi beberapa elemen soft news, seperti deskripsi tentang bagaimana perubahan itu mempengaruhi orang tertentu dengan pendapatan tertentu, juga akan ditampilkan.
Dengan cara ini berita serius yang kurang menarik ini tampil lebih manusiawi. Dengan cara ini, penulis secara tidak langsung memberitahu pembaca nya mengapa berita ini penting atau relevan bagi mereka.
4. Menghubungkan Fakta, Daya Tarik, dan Audiens
Dasar dari semua berita adalah fakta, dan ada hubungan dependen antara fakta dan audiens atau pembaca, pendengar, pemirsa.
Pada dasarnya tugas seorang reporter adalah membuat fakta menjadi menarik bagi audiens tertentu. Berita, yang harus faktual, didasarkan pada kejadian aktual, situasi aktual, pemikiran, dan gagasan.
Namun, tidak semua fakta adalah berita. Berita juga harus menarik, tetapi tidak semua fakta adalah menarik bagi semua orang.
Editor menyadari bahwa koran, website, atau program siaran berita mereka harus menarik banyak audiens. Mereka memilih berbagai macam berita dengan tingkat daya tarik dan arti penting yang bervariasi dengan harapan dapat menjangkau sebanyak mungkin audiens.
Editor yang cerdas tahu demografi audien mereka dan memublikasikan berita yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan audien itu.
5. Perbedaan Berita dengan Tulisan Lain
Berita harus akurat. Akurasi faktual berarti bahwa setiap pernyataan, nama, tanggal, usia, dan alamat serta kutipan adalah fakta yang bisa diverifikasi (dibuktikan kebenarannya).
Akurasi berarti ketetapan bukan hanya pada detail spesifik, tetapi juga kesan umum atau secara detail disajikan dengan cara penekanannya.
Sangat mudah untuk mendistorsi arti penting dari fakta tertentu dengan menunjukkan arti penting suatu realitas yang sesungguhnya hanya detail tidak penting atau kurang penting.
Akurasi sulit didapatkan sebab banyak yang masuk dalam berita, kecepatan dalam jurnalisme modern, dan banyaknya orang yang membantu memproduksi berita.
Reporter atau wartawan harus bekerja keras mendapatkan akurasi. Reporter harus belajar mengajukan pertanyaan kepada narasumber dengan berhati-hati.
Informan kadang salah memberi informasi, dan sering secara tak sengaja keliru menyampaikan informasi.
Seorang reporter perlu mendiskusikan berita dengan editor dan mengajukan pertanyaan yang relevan untuk mengembangkan ide utama atau fokus berita.
Bagi pemula, sebaiknya reporter menulis ide utama dari berita dalam bentuk kalimat sebelum melakukan wawancara.
Salah satu kelemahan pers mahasiswa adalah reporternya lebih sering mengandalkan narasumber mereka saja untuk menyampaikan berita ketimbang mengajukan pertanyaan yang cukup selama wawancara untuk menggali informasi.
Berita semestinya berimbang. Keseimbangan isi berita adalah soal penekanan dan kelengkapan.
Berita biasanya dianggap berimbang dan lengkap apabila reporter memberi informasi kepada pembacanya, pendengarnya, atau pemirsanya tentang semua detail penting dari suatu kejadian dengan cara yang tepat.
Keseimbangan adalah pemilihan detail signifikan berdasarkan penilaian yang didasarkan pada informasi yang relatif lengkap.
Tujuan berita berimbang adalah memberi kepada pembaca atau pendengar pemahaman yang adil atas suatu peristiwa, bukan untuk menjelaskan setiap detail dari fakta.
Berita adalah laporan faktual atau suatu kejadian, bukan kejadian sebagaimana dipandang oleh seseorang atau sebagaimana yang ingin dilihat oleh editor.
Berita itu mesti jelas dan padat. Walaupun penulisan berita adalah dengan ringkas dan setiap kata adalah penting, namun ia harus tetap hidup dengan verba yang kuat dan penuh warna.
Biasanya berita adalah baru. Waktu amat penting di era komunikasi masa kini. Editor harus memilih satu di antara sekian banyak berita karena alasan waktu ini. Ketepatan waktu tidak selalu berarti bahwa semua kejadian atau fakta adalah baru terjadi.
6. Elemen Berita
1. Kesegeraan
Kesegeraan (timeliness) adalah elemen paling esensial dari kebanyakan berita. Seorang reporter biasanya menekankan pada sudut pandang terbaru. Kadang-kadang sebuah berita berisi kejadian di masa lalu.
Ada dua jenis sudut pandang yaitu sudut pandang lama dan sudut pandang baru. Bagi koran atau media cetak, jarang ada breaking news karena adanya deadline. Konsekuensinya, banyak orang umum dan sekolah memublikasikan berita latar belakang dan analisis tentang suatu berita besar.
Meski ada batasan deadline, berita baru tetap bisa ditulis, namun perkembangan atau konsekuensinya terbarunya harus menjadi teras berita.
Berita tentang sesuatu yang akan segera terjadi selalu penting dan menarik bagi koran cetak. Apa pun yang ditemukan seorang reporter, yang belum dilaporkan atau belum diberitakan, akan menjadi berita baru bagi pembacanya dan karenanya menjadi berita hangat (hard news).
2. Kedekatan dan Dampak
Banyak berita punya potensi untuk diperbarui atau dikembangkan lebih jauh jika reporter mau berusaha keras.
Kedekatan bukan hanya berarti kedekatan geografis, tetapi juga kedekatan minat dan terkadang disebut dampak (impact).
Dampak berita dapat muncul dari berbagai kutipan menarik dari narasumbernya yang diwawancarai. Seringkali interpretasi dan penjelasan adalah bagian dari berita yang menjelaskan fakta penting.
Biasanya pembaca akan lebih tertarik dengan kejadian yang dekat secara geografis ketimbang berita dari tempat jauh. Seorang reporter sebaiknya lebih mengedepankan sudut pandang lokal terhadap suatu berita jika dimungkinkan.
3. Konsekuensi
Konsekuensi adalah elemen penting lainnya dari berita. Konsekuensi berhubungan dengan daya tarik yang lebih luas dan arti penting dan dengan efek berita pada pembaca (dampak).
Konsekuensi yang memengaruhi kesejahteraan seseorang akan membuat berita menjadi lebih penting. Berapa banyak orang yang akan dipengaruhi dan berapa parahkah pengaruh itu mesti dipertimbangkan oleh reporter dan oleh editor saat akan menentukan berita mana yang akan dimuat di media cetak atau siaran.
4. Kemenonjolan
Kemenonjolan, kepopuleran, atau ketenaran (prominence) sebagai suatu unsur berita mencakup orang, tempat, sesuatu, dan situasi yang dikenal oleh publik karena kemakmurannya, prestasinya, atau publisitas sebelumnya yang positif atau negatif.
5. Drama
Drama bisa menambah vitalitas dan warga berita dan unsur berita lainnya.
6. Keanehan
Misteri, ketegangan, komedi, kejadian aneh, dan ganjil adalah elemen halaman utama dari drama.
Keganjilan atau keanehan hampir selalu membantu membuat fakta menjadi menarik. Semakin tinggi tingkat keanehan, semakin besar nilai beritanya. Kejadian yang pertama kali terjadi atau terakhir kali terjadi biasanya menarik bagi pembaca.
7. Konflik
Konflik adalah satu unsur dasar dan terpenting dalam berita. Konflik adalah elemen berita yang paling sering muncul di media berita.
Pemeriksaan terhadap halaman depan koran harian atau isi siaran berita radio dan televisi bisa menunjukkan poin penting ini.
Konflik ada di hampir setiap berita: perang, kriminal, kekerasan rumah tangga, olahraga. Konflik bisa berupa konflik fisik dan mental.
Konflik melibatkan manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, manusia dengan alam, manusia dengan lingkungan, manusia dengan lingkungan atau hewan dengan hewan.
8. Seks
Seks, sebagai bagian integral dari kehidupan manusia, memiliki nilai berita dalam berita percintaan, pernikahan, perceraian dan hubungan lainnya.
Jurnalis media sekolah atau kampus harus mengetahui standar masyarakat dan usia audiens saat akan memakai seks sebagai unsur dalam berita mereka.
9. Emosi
Emosi dan naluri sebagai elemen berita berhubungan dengan keinginan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Publik menyukai berita yang menarik bagi emosinya. Berita dengan elemen emosional umumnya adalah yang paling banyak dibaca di media cetak dan paling banyak dilihat atau didengar melalui siaran radio atau televisi.
10. Kemajuan
Kemajuan atau progress, elemen berita lainnya, berkaitan dengan perubahan signifikan untuk perbaikan umat manusia.
Kemajuan mungkin berupa prestasi dalam riset laboratorium, bisnis, dan lembaga seperti perusahaan multinasional hingga ke industri rumah tangga.
ELEMEN BERITA:
1. Kesegaran atau ketepatan waktu
2. Kedekatan atau kemiripan
3. Konsekuensi atau dampak
4. Menonjolkan atau ketenaran
5. Drama
6. Keanehan atau keganjilan
7. Konflik
8. Seks
9. Emosi dan naluri
10. Kemajuan
7. Hal-Hal yang Memengaruhi Pemberitaan
Jumlah ruang yang diberikan untuk sebuah berita di media cetak atau online akan menentukan apakah berita itu akan dilaporkan secara singkat atau panjang lebar.
Sebuah situs berita online kebanyakan memuat berita dengan panjang yang moderat. Siaran berita, sebagaimana media online, lebih diuntungkan karena bisa menambah isi berita dengan cepat.
Mereka bisa menghentikan sementara suatu acara kapan saja untuk menayangkan breaking news.
Timing seringkali mengubah nilai berita. Publikasi atau siaran berita sebelumnya bisa mengubah nilai suatu berita.
Sebuah berita yang dipublikasikan pada edisi awal suatu koran jarang yang akan menerima perhatian yang sama di waktu selanjutnya.
Media cetak dapat mengkompensasi ketidakmampuan mereka untuk bersaing dengan media lain dalam soal ketepatan waktu.
Koran dapat membuat website sendiri di internet dan mengarahkan pembaca ke versi elektroniknya jika mereka ingin mengetahui perkembangan terbaru.
Sensor juga bisa mengubah nilai berita, khususnya selama masa perang atau krisis nasional. Sensor bisa berbentuk tak langsung, seperti tidak dilakukan nya konferensi pers guna menjauhkan presiden dari pertanyaan wartawan tentang suatu keputusan yang telah diambil pemerintah. Beberapa berita yang sering disensor adalah berita yang berkaitan dengan seks.
8. Mengumpulkan Bahan Berita: Teknik Reportase
Jurnalis harus punya kemampuan mengenali kejadian yang layak menjadi berita. Pemahaman atas elemen berita yang telah diuraikan di atas akan membantu jurnalis mengembangkan naluri berita yang tajam, seperti yang dimiliki oleh banyak jurnalis profesional terbaik.
Dalam 24 jam, kegiatan jurnalisme dilakukan berulang kali jurnalis di seluruh dunia, termasuk ribuan berita untuk media sekolah dan kampus.
Tiada hari tanpa berita. Pekerjaan wartawan media cetak, online, dan siaran tak pernah berhenti. Dengan telekomunikasi global dan jumlah informasi masif yang tersedia untuk semua reporter, berapa pun usianya, maka seorang reporter memiliki lebih banyak sumber ketimbang sebelumnya.
Dengan begitu banyak informasi, seorang jurnalis harus membedakan mana berita yang layak melaporkan dan mana yang tidak.
1. Sumber Berita: Primer vs Sekunder
Apa yang sering membedakan berita baik dari berita yang lebih baik adalah kualitas sumber yang dipakai oleh reporter, baik dalam pengumpulan fakta dan dalam apa yang dipublikasikan.
Tujuannya adalah mencari sumber berita yang terbaik, tetapi terkadang reporter, yang tidak selalu dapat berada di lokasi kejadian atau karena waktu terbatas, terpaksa menggunakan sumber terbatas. Tetapi kekurangan ini tidak selalu berarti inferior atau tidak memadai.
Ada dua jenis sumber informasi yang dicari oleh jurnalis, yakni sumber primer dan sekunder.
Sumber primer adalah saksi mata suatu peristiwa atau pencipta suatu karya atau kerja orisinal properti fisik atau intelektual. Sumber informasi primer dapat berbentuk cetak atau rekaman.
Sumber sekunder adalah orang yang memiliki beberapa pengetahuan, namun tidak terlibat secara pribadi, atau sebuah karya yang dipublikasikan yang mengutip kata kata dari karya lain, kata-kata yang telah dipublikasikan dalam sumber primer.
Karya publikasi tidak terbatas pada bentuk cetak, tetapi termasuk rekaman, film. Jurnalis sering mendapat informasi dari sumber primer dan sekunder.
Akses dan waktu mungkin membatasi reporter, tetapi keterbatasan akses atau waktu tidak selalu mengurangi informasi yang bisa didapat.
Kualitas sumber primer dan sekunder juga berpengaruh. kredibilitas dan tingkat keterlibatan saksi mata perlu diperhatikan.
Sumber primer lain untuk media berita antara lain pimpinan dan juru bicara untuk organisasi, asosiasi, tokoh politik dan sosial, dan agen pemerintah.
Seringkali orang orang ini dihubungi secara berkala untuk mendapatkan fakta berita atau komentar. Sumber primer ini terkadang merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai sistem beat.
Beberapa sumber informasi sekunder, seperti majalah mingguan Tempo sering dikutip oleh wartawan muda sebagai sumber informasi berita bagi mereka. Walaupun majalah ini ditulis dengan baik, namun bukan satu-satunya sumber sekunder terbaik.
Pada umumnya, jurnalis harus mencari fakta melalui ucapan opini ahli yang dipublikasikan di majalah berita atau majalah populer lainnya.
2. Sistem Beat dan Cara Kerjanya
Tidak semua berita masuk ke kantor berita. Reporter harus mencarinya, dan pencarian ini dilakukan melalui prosedur rutin dan sistematis yang dikenal sebagai beat system.
Sistem beat adalah rancangan untuk meliput secara rutin semua sumber berita potensial di area spesifik. Setiap kontak atau sumber informasi dinamakan beat.
Beat juga dapat berupa topik dan tidak terkait dengan lokasi atau juru bicara. Jenis beat ini membuat reporter harus menjalin banyak kontak, mungkin sampai ke tempat yang jauh. Beberapa jenis beat antara lain: lingkungan, musik pop, travel, agama, internet, hukum.
Beat yang mungkin unik bagi suatu komunitas dapat menjadi sumber informasi reguler dan menjadi berita potensial untuk media sekolah atau universitas.
Misalnya, panggilan atau kunjungan ke direktur olahraga membuat reporter bisa mendapat informasi tentang acara olahraga akan datang atau perubahan dalam jadwal pertandingan.
Agar sistem bekerja, satu reporter ditugaskan untuk satu beat atau bidang liputan. Jika stafnya sedikit, seorang reporter terdapat meliput lebih dari satu beat.
Beberapa minggu sebelum deadline dan sebelum isi berita diberi sentuhan akhir untuk diterbitkan, reporter harus menelepon atau mengunjungi jurubicara beat dan menanyakan apa ada informasi baru.
Reporter yang baik akan mendapat informasi dari beat setiap kali ia melakukan kontak. Karena juru bicara atau narasumber kenal baik dengan reporter, maka akan ada kemungkinan dia akan mengumpulkan informasi untuk si reporter.
Reporter yang mendapat beat tertentu, seperti pemerintah daerah, mesti menjaga hubungan baik dengan narasumber dan mempelajari sebanyak mungkin tentang subjek dan kontak yang terkait dengan beat.
3. Kontak dan Sumber Informasi Lain
Walaupun beat itu bagus untuk memperoleh petunjuk berita, informasi dan untuk diwawancarai sebagai sumber primer, ada sumber lain untuk berita.
Buku pedoman sekolah bisa memberi latar belakang dan bisa dikutip sebagai sumber untuk berbagai berita seperti tentang aturan seragam, kebijakan absen, dan keterlambatan dan evakuasi di masa darurat, dan lain lain.
Press release seringkali bernada memuji atau menguntungkan seponsor atau bisnis tertentu yang menerbitkannya. Konsekuensinya, jurnalis harus berhati hati dan memeriksa isi rilis berita itu.
4. Wawancara
Cara paling penting dan paling lazim untuk mendapat informasi adalah menggunakan wawancara dengan seseorang yang disebut narasumber.
Fakta dapat ditemukan di dokumen terdahulu dalam bentuk cetak atau online, namun hampir setiap berita membutuhkan satu sumber primer.
Wawancara dapat dilakukan secara informal, seperti bertanya kepada seseorang di keramaian atau melalui telepon atau email.
Wawancara bisa juga dalam bentuk formal atau resmi dengan kesepakatan mengenai waktu dan tempat wawancara.
Banyak berita mengkombinasikan beberapa cara wawancara. Sebelum wawancara, reporter sebaiknya tidak bertanya spontan, namun perlu riset dan bahkan mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu.
Eksplorasi setiap berita dimulai saat rapat staf reporter. Editor, reporter, dan yang lainnya mengkaji sumber informasi potensial, termasuk wawancara personal, dan sudut pandang pengembangan cerita.
Setelah berita didiskusikan dan terutama jika reporter tahu sedikit atau tidak tahu sama sekali tentang subjek berita, maka dia perlu melakukan riset fakta dasar, jika ada.
Riset ini akan membantu reporter menyusun kerangka pertanyaan untuk wawancara. Riset itu juga akan membantu selama penulisan setelah wawancara.
Berdasarkan kompleksitas subjek dan perkiraan kedalaman wawancara, reporter menyusun daftar pertanyaan setelah riset awal terhadap subjek dan orang yang diwawancarai.
Jadi reporter harus fleksibel. Reporter juga perlu mengendalikan wawancara. Jika narasumber mulai melantur dan informasinya tidak berguna, reporter perlu membawa kembali narasumber ke topik utama.
Untuk menghindari kekakuan dan terlalu formal, reporter tidak boleh membacakan pertanyaan kata demi kata. Reporter bisa membaca sekilas pada pertanyaan, mencatat kata kunci, dan kemudian menanyakannya dengan bahasa sendiri sambil menatap narasumber, bukan menatap kertas.
Selama jalannya wawancara, reporter, bahkan saat mencatat, harus sesekali melakukan kontak mata dengan narasumber.
Untuk akurasi, seorang reporter perlu mencatat selama wawancara. Jika narasumber mau, wawancara dapat direkam dengan tape atau secara digital.
Jika ada sesuatu yang kurang jelas atau kurang lengkap, jika ada statistik terlalu kompleks, atau juga opini harus sumber aneh dan mungkin kontroversial, maka reporter harus mengulang membacakan fakta atau data statistik atau pernyataan di hadapan narasumber untuk verifikasi pernyataan.
Setelah wawancara bisa juga dilakukan wawancara lanjutan lewat telepon untuk memverifikasi pernyataan.
Reporter harus sangat berhati hati saat mewancarai narasumber yang terlibat dalam suatu tragedi pribadi.
Media, terutama media siaran, punya kecenderungan untuk intrusif selama ada aksiden kekerasan dan bencana sekalah besar. Wartawan harus menghargai keinginan dari korban yang bertahan dan kehormatan korban yang tewas saat meliput.
Dengan bersikap sopan, seorang wartawan mungkin akan lebih mudah mendapatkan akses ke informasi dari korban yang bertahan dan pihak lain yang dekat dengan kejadian itu.
Wawancara juga dapat dilakukan lewat email di internet dalam beberapa hal wawancara ini seperti wawancara telepon: biasanya Anda tidak melihat narasumber dan tidak bisa mencatat detail fisiknya.
Wawancara email dapat diikuti dengan menelpon Narasumber untuk memverifikasi fakta penting dan komentar yang tidak lazim dan kontroversial.
Sebelum mengasumsikan bahwa wawancara adalah untuk dipublikasikan selama mereka menyebut dirinya sebagai reporter. Terkadang sumber akan mengatakan bahwa ada hal-hal yang tidak untuk dipublikasikan (off the record).
Reporter harus memutuskan apakah akan menerima perubahan ini atau tidak. Tidak ada aturan yang mesti diikuti. Tetapi, jika reporter setuju untuk mendengar suatu yang tidak untuk dipublikasikan, maka reporter harus memahami dengan jelas kapan wawancara akan kembali untuk dipublikasikan.
Akan tetapi, meski berasumsi bahwa wawancara adalah untuk dipublikasikan ini bukan berarti reporter diwajibkan menggunakan semua fakta dan komentar yang diberikan narasumber selama wawancara.
5. Informasi di Internet
Internet menghubungkan reporter ke informasi yang disimpan di komputer di seluruh dunia.
Reporter yang biasanya membutuhkan waktu berjam jam atau berhari-hari mencari informasi di perpustakaan gini bisa cukup butuh waktu beberapa menit untuk mendapatkan informasi itu di internet.
- Keuntungan: kecepatan dan kekayaan informasi.
- Kerugian: terlalu banyak informasi, yang kebanyakan tak diedit, beberapa sumber tidak dapat dipercaya dan ada banyak informasi yang bohong (hoax).
Tak ada yang menyangkal bahwa banyak informasi yang bisa di akses reporter telah memperkaya berita yang dipublikasikan di media cetak, online, dan siaran.
Makin banyak data statistik yang lebih baik yang mempresentasikan berbagai pemerintahan dan agen publik dan swasta yang bisa memperdalam isi berita.
Internet juga merupakan alat komunikasi bagi reporter dan narasumber. Setelah informasi yang berkaitan dengan berita ditemukan reporter di internet, reporter itu bisa mengontak orang yang terkoneksi dengan informasi itu melalui email atau telepon.
Untuk mendapatkan keuntungan dari semua informasi yang tersedia di internet, reporter perlu tahu ke mana harus mencari.
Banyak jurnalis yang bekerja di media komersial punya akses berlangganan ke database Nexus Lexus. Dengan membayar, jurnalis dapat menemukan informasi spesifik dengan mudah.
Menggunakan mesin pencari untuk mendapatkan informasi biasanya adalah salah satu langkah awal dalam pengumpulan berita.
Seringkali, dengan saran editor, berita pertama-tama dikaji nilai beritanya dan dipersempit fokusnya, tetapi tidak mengorbankan fakta baru yang mungkin penting yang barangkali terungkap saat proses peliputan.
Untuk melakukan pencarian di salah satu mesin pencari internet ini, reporter sebaiknya menghemat waktu dan melakukan hal-hal berikut:
1. Jika mesin pencari menawarkan menu short cut reporter sebaiknya menggunakan nya. Ini bisa menghemat waktu.
2. Pilih satu keyword atau lebih atau metode pencarian plain english.
3. Meskipun mesin pencari menghadirkan daftar alamat Web dalam bentuk hierarkis, ada baiknya dilihat dahulu secara sekilas seluruh datar atau beberapa lusin daftar.
Reporter yang memiliki pemahaman yang baik tentang berita, dan tahu mana fakta yang penting, kemungkinan akan lebih baik dalam menilai suatu situs ketimbang reporter pemula.
4. Review alamat domain situs dalam mesin pencari itu.
Reporter bisa juga melakukan pencarian direktori subjek pada situs mesin pencari jika situs itu punya opsi ini. Tipe pencarian ini mungkin bisa membantu menghilangkan beberapa clutter yang tak relevan yang muncul bersama kata kunci yang mungkin terlalu luas.
Untuk internet, penisbahan itu harus ke website, sponsor, dan penulisannya, jika diketahui namanya publikasi.
Publikasi kembali beberapa berita dari suatu website tanpa menyebutkan sumber dan tanpa izin adalah plagiarisme.
Tidak semua informasi atau posting yang dikirimkan adalah dapat dipercaya. Reporter, seperti biasa, harus memverifikasi setiap informasi yang diterima. Akan tetapi, mailing list elektronik dapat menjadi sumber yang berharga.
9. Menulis Teras Berita
1. Menulis Teras Berita
Menulis teras berita ini adalah titik awal yang logis. Seperti berita bagus lainnya, terus berita harus diawali dengan kata yang tepat dan menarik, sehingga diharapkan pembaca atau pendengar akan tertarik.
Reporter itu tahu bahwa ada ribuan berita lain yang akan ditulis hari ini, dan semuanya akan berbuat Audien.
Audiens zaman sekarang sudah jauh lebih sibuk ketimbang dimasa lalu. Sebuah berita utama, yang dilengkapi dengan foto atau gambar lain, dapat menarik pembaca, tetapi kata-katanya harus dipilih dengan cermat agar pembaca mau terus membaca seluruh isi berita dari awal sampai akhir.
Di koran harian, kebanyakan berita ditulis dalam bentuk berita tradisional, piramida terbalik. Penyajian fakta diurutkan berdasarkan hal yang terpenting sampai tak penting.
Piramida terbalik tidak selalu menjadi pilihan koran harian. Dua bentuk naratif sering disebut penceritaan atau storytelling adalah bentuk populer di sepanjang pertengahan abad ke-19.
Selama perang sipil, buletin berita dari medan perang, yang menyajikan berita perang baru, diterima oleh kantor berita dan dimuat di halaman depan.
Pada akhirnya, kebanyakan berita memprioritaskan hal terbaru dan terpenting ketimbang informasi lain yang kurang baru dan kurang penting.
2. Teras Ringkasan Berita
Summary lead juga disebut dengan teras langsung atau teras berita hangat. Teras berita jenis ini membawa pembaca langsung ke poin utama.
Teras ringkasan berita yang ditulis dengan baik akan menunjukkan struktur seluruh berita. Untuk menulis teras ringkasan berita yang efektif, reporter perlu mereview semua fakta dan opini yang dikumpulkan untuk sebuah berita.
Enam pertanyaan terpenting adalah 5W+1H. Penulis berita bisa menata jawaban ini di dalam catatannya atau dalam bentuk garis besar, dengan menulis pertanyaan pertanyaan tersebut lalu memberi jawaban nya setelah penulis puas dengan jawabannya, teras berita biasanya akan mudah ditulis.
Biasanya, pertanyaan apa (what) dan siapa (who) adalah yang terpenting. Dengan mengingat ini, penulis dapat memulai dengan jawaban untuk apa (apa yang terjadi) atau siapa (siapa yang terlibat).
Banyak fakta dapat dimasukkan ke dalam teras berita tanpa terlalu panjang, ruwet, dan tak efektif untuk dibaca.
Walaupun reporter tidak semestinya menulis sesuai rumusan atau mengikuti pedoman dengan kaku, namun biasanya teras berita yang baik memuat 35 kata atau satu sampai dua kalimat.
Namun, teras berita yang bagus yang lebih dari 35 kata juga pernah ditulis, termasuk yang memenangkan hadiah berita terbaik dalam jurnalisme.
Kita tidak boleh hanya menyebut nama sumber berita tetapi juga gelar atau jabatannya. Agar sebuah fakta dipercaya oleh pembaca, jabatan atau posisi sumber perlu dipertimbangkan: semakin tinggi jabatan sumber, semakin kredibel fakta itu di mata pembaca.
Mengutip hanya satu sumber berita, betapapun tingginya posisi sumber, akan berisiko jika fakta itu dalam perdebatan atau opini sumber berita itu bercampur dengan fakta lain.
Penulis berita olahraga tak boleh membuat sendiri pernyataan spekulatif ini sebab dia harus bersikap objektif.
Opini penulis tidak boleh ada dalam berita. Reporter yang menulis untuk koran yang bukan harian juga harus mempertimbangkan unsur waktu dari fakta saat mereka menulis terus berita. Terus berita dapat direvisi sebelum naik cetak jika ada perkembangan baru.
Reporter mungkin harus aktif mencari lebih banyak informasi dan mewawancarai lagi sumber berita untuk mendapatkan berita terbaru.
Teras berita ringkasan ring dipakai sebab membantu pembaca yang tidak punya banyak waktu untuk membaca seluruh berita agar ia tetap dapat mengetahui informasi terpenting dengan membaca judul berita dan teras berita paragraf pertama.
Beberapa yang mendukung penggunaan terus ini juga menyatakan bahwa adalah logis ketika memberitahu seseorang tentang suatu kejadian dengan menceritakan fakta yang terpenting: yang lainnya menyanggah pendapat ini dan menganggap bahwa menyusun berita secara methodis dari pengantar terbaru ke fakta terpenting di akhir berita adalah lebih baik.
Menulis headline (judul berita) untuk berita bentuk piramida terbalik dengan teras ringkasan mungkin lebih mudah sebab fakta utama disajikan di paragraf pembuka.
Karena makin banyak orang mendapat berita terbaru dan terhangat melalui televisi, radio, atau internet, maka kebutuhan akan teras ringkasan berita berbentuk piramida terbalik makin berkurang.
Dalam menghadapi persaingan dengan media lain, koran yang dipublikasikan setiap hari atau tidak berusaha membuat berita dan informasi menjadi lebih menarik dan relevan bagi pembaca agar mereka tetap membeli dan membaca koran.
Wartawan koran beragam kan bentuk kerja mereka, seperti dengan menulis teras berita yang lebih kreatif. Teras berita ini sering kurang bersifat langsung atau sesuai panduan ketimbang teras berita tradisional.
3. Nuth Graph
Terkadang penulis hanya memodifikasi teras ringkasan berita dan membagi menjadi dua paragraf, menunda pengungkapan keseluruhan fakta utama.
Banyak penulis menggunakan anekdot singkat sebagai paragraf pertama, atau menunda pernyataan yang menarik.
Paragraf merupakan ringkasan fakta utama berita. Ia menjawab pertanyaan pembaca yang terpenting. Paragraf lanjutan ini dinamakan nut graph atau paragraf inti. Paragraf inti berisi berita hangat, fakta utama.
Nut Graph: after an anecdote, the ‘follow up’ to explain the main fact/summary of the story.
4. Vignette Lead
Koran komersial, semakin sering memakai bentuk metode pencitraan berita sebagai teras beritanya. Seperti telah disebutkan di muka, teras ini diikuti dengan paragraf inti, yang mencakup fakta penting dan satu atau dua fakta utama dari berita tersebut.
Vignette lead, demikian sebutannya, sering dipakai reporter untuk berita besar dalam isu sosial, ekonomi, politik, lingkungan dan isu isu besar lainnya untuk memunculkan berita yang lebih manusiawi atau personal.
Vignette Lead: brief anecdotes used for reports on social, economic, political, enviromental and other major issues to bring the stories to the human or personal level.
Teras Vignette lebih panjang ketimbang teras anekdot. Vignette juga efektif untuk berita di media siaran. Penulis harus selalu mencari orang riil sebagai bahan sketsanya, untuk membantu menyusun presentasi suatu kejadian fakta, figur dan opini selanjutnya.
5. Pilihan Lain untuk Teras Berita
Selain teras ringkasan, modifikasi ringkasan, penulis berita juga punya pilihan lain dalam menyusun teras.
Fakta, opini, dan informasi lain yang dikumpulkan oleh reporter untuk beli tak perlu dipertimbangkan saat menyusun berita: tidak semua terus berita cocok untuk setiap berita.
Bentuk teras berita tidak terlalu panjang bagi pembaca yang amat perlu adalah kreativitas penulis untuk melihat kemungkinan dalam fakta dan memperkirakan apa apa yang menarik bagi pembaca nya.
Teras berita deskriptif atau teras latar belakang mendeskripsikan setting berita atau memberikan pengantar detail untuk berita itu sendiri.
Jenis teras ini juga bisa berupa dialog. Teras kutipan langsung jarang dipakai, dan hanya dipakai hanya jika kutipan itu lengkap.
Terkadang kutipan langsung sebagian boleh jadi efektif. Kutipan yang panjang akan mengganggu pembaca dan merintangi pemahaman akan fakta.
Ada beberapa jenis teras perbandingan atau kontras. Yang sering dipakai adalah perbandingan waktu: kini dan nanti, kemarin dan hari ini.
Dua perbandingan lainnya adalah perbandingan ukuran: makro dengan mikro, global dengan lokal. Ada juga perbandingan kultural: Asia dengan Eropa, liberal dengan konservatif.
Teras novelty (sesuatu yang baru) dan oddity (hal yang aneh) termasuk teras menarik. Teras ini umumnya berhasil menarik perhatian pembaca sebab teras ini isinya unik. Mungkin ia berisi umur atau kejadian mengejutkan atau menyinggung tulisan lain.
10. Menulis Berita (News Body)
Di era informasi, kebutuhan informasi akan menentukan kesuksesan berita. Selain ada orang yang hanya butuh judul (headline) dan ringkasan (lead) satu paragraf, ada pula orang yang butuh subur fakta.
Jurnalis menyediakan ketiga tiganya baik dari headline, ringkasan, butuh seluruh fakta. Berita lengkap dewasa ini hanya menjadi publikasi sekunder: Ia bisa dibaca atau didengar lewat semua bentuk media.
Koran edisi cetak masih jadi berita utama, tetapi wartawan dapat menulis pula untuk media lain misalnya internet.
Jurnalis yang memahami tujuan berita dan menguasai seni penulisan berita akan siap untuk menulis di media tradisional maupun media baru. Apa pun tipe berita dan penulisan yang dilakukan jurnalis, mempelajari cara menulis berita tetap amat penting dan fundamental.
Menulis berita adalah salah satu langkah untuk proses penyebaran berita. Pertama kita mempelajari apa itu berita dan apa yang bukan. Kemudian reporter mengumpulkan semua informasi berita.
Setelah menemukan fakta, reporter mengorganisasikan catatan dan tulisannya untuk menyusun teras berita, yang merupakan bagian penting.
Setelah teras berita, selanjutnya isi berita atau tubuh berita (news body) dan kesimpulan. Hasilnya adalah berita lengkap, bukan ringkasan satu paragraf saja.
1. Piramida Terbalik
Menulis teras ringkasan berita adalah langkah pertama dalam menulis berita lengkap, yang berbentuk piramida terbalik.
Bentuk piramida terbalik menyajikan fakta dalam urutan menurun, dari yang paling penting kau yang paling kurang penting.
Fakta-fakta terpenting, yang didasarkan pada nilai berita dan dipilih oreh reporter, disajikan di awal, di paragraf pertama atau kedua.
Semua paragraf selanjutnya mengembangkan teras berita ini dengan memberi informasi tambahan, atau menjelaskannya secara spesifik.
Sebelum dan sesudah menulis teras berita, reporter mempelajari semua catatannya untuk mengetahui berita secara keseluruhan.
Mungkin ia akan mengelompokkan catatan catatan terpisah di dalam satu topik yang berkaitan dengan isi area wawancara dan dari sumber lain yang diperoleh dari tahap pencarian fakta berita.
Beberapa reporter profesional menulis teras paling akhir, tetapi bagi pemula disarankan untuk setidaknya menulis draft teras berita dahulu, sebuah teasing bisa diedit, diperbaiki, atau bahkan ditulis pulang nanti. Bahkan sebuah draf teras berita akan membantu reporter untuk tetap fokus pada fakta esensial dari berita.
Pada akhirnya, setiap reporter akan menjalankan cara yang paling baik buat dirinya; ini adalah bagian dari gaya reporter.
Detail tambahan mengenai orang yang terlibat dan detail tentang apa yang terjadi mesti dipikirkan dan mungkin ditambahkan ke dalam berita. Ini dinamakan mengungkapkan atau mengembangkan fakta yang ada didalam teras berita.
Reporter yang menulis berita menggunakan penilaian personal untuk mengurutkan fakta dari yang paling penting ke yang kurang penting. Setiap reporter melakukan hal ini. Nanti, dalam tahap copy editing (penyuntingan naskah), orang lain akan membaca berita itu dan menentukan antara lain, apakah fakta itu telah disajikan secara logis dan relevan.
Jika copy editor menganggap punya jadi tidak bagus, maka teras berita dan beberapa bagian isi sebaiknya ditulis ulang dengan memberi penekanan yang lebih baik atau menunjukkan perkembangan terkini.
Penulis pemula mungkin berkonsultasi dengan editor selama tahap penulisan untuk menentukan penekanan dan urutan penyajian.
2. Modifikasi Piramida Terbalik
Tanpa mengganggu aliran berita tersebut, pada paragraf kedua memuat apa yang sudah terjadi sebelumnya.
Berita ini juga memuat beberapa contoh kata transisi yang bagus, seperti penggunaan sinonim perubahan untuk pembangunan dan penggunaan selain perubahan untuk menghubungkan fakta dari paragraf sebelumnya.
3. Atrubusi dan Kutipan
Mengaitkan sumber fakta dan opini dalam berita memberitahu pembaca dari mana informasi diperoleh dan siapa yang memberikan atau mengatakannya adalah aspek penting dalam membangun profesionalisme dan kenetralan serta kredibilitas medium berita.
Pembaca perlu mengetahui bahwa reporter mendapatkan fakta dari sumber yang terbaik dan opini yang diekspresikan bukan opini reporter.
Dengan memberitahu pembaca tentang sumber berita dan fakta, reporter juga memberikan kesempatan kepada pembaca untuk membuat penilaian terhadap fakta.
Kebutuhan untuk memisahkan fakta dengan opini juga penting. Pembaca layak mengetahui opini siapa yang dikemukakan dalam berita.
Sebuah berita bukan tempat lagi reporter untuk mengekspresikan opini nya sendiri, sekalipun opini itu ringan seperti “upayanya membuahkan hasil”.
Opini itu mungkin benar, namun dalam berita reporter harus memberitahu pembaca siapa yang menganggap upaya itu sukses.
Opini yang tidak disebutkan sumbernya dalam sebuah berita dinamakan editorializing. Reporter dan editor yang menemukan opini yang tidak dikaitkan dengan sumbernya, meski opini itu tidak mengganggu, harus segera membuangnya dari berita.
Misalnya, mungkin tidak apa apa menggunakan kata sifat “cantik” di depan kata benda hiasan saat menulis sebuah berita tentang acara pesta, tetapi kecuali ada orang yang diwawancarai reporter mengatakan bahwa hiasannya indah, kata sifat itu harus dihapus.
Opini dan fakta harus dikutip langsung juga informasinya. Fakta biasa dan opini dan penjelasan dapat ditulis ulang dan kemudian diatribusikan tanpa kutipan langsung atau tak langsung.
Pengalaman akan mengajari kita apa yang mesti dikutip langsung dan apa yang mesti tidak langsung.
Jika seorang reporter mengetik mengutip secara langsung dengan tanda kutip, maka kata-katanya harus persis seperti yang diucapkan seseorang yang dikutip dan diletakkan dalam konteks yang dimaksudkannya.
Kutipan panjang lebih dari satu kalimat sering mengganggu kelancaran aliran berita dan dapat membingungkan pembaca.
Kutipan yang pendek, satu kalimat atau satu berasa saja, sering lebih efektif. Berita yang efektif sering disusun di seputar fakta dan reaksi terhadap fakta atau opini.
Berita yang hanya berisi fakta demi fakta tanpa memuat reaksi atau penjelasan dari sumber biasanya tidak menarik bagi pembaca.
Kebanyakan peristiwa harus dijelaskan agar bisa dipahami pembaca. Saat seseorang membaca fakta, barangkali ia akan bertanya: apa artinya ini dan mengapa saya mesti peduli?
11. Menjadi Penulis Berita yang Baik
Kendati penulisan berita sebaiknya sederhana dan langsung, namun tulisan berita yang baik tak boleh kehilangan warnanya, daya tarik emosional dan terkadang unsur dramanya.
Topiknya mungkin saja mengandung kualitas yang otomatis menarik bagi pembaca, tetapi bahkan apa yang tampaknya biasa saja bisa diberitakan dengan jelas dan menarik.
Setiap berita harus ditulis dengan baik. Akurasi dan kejujuran adalah dasar dari penulisan berita yang baik.
Reporter yang baik mesti mengecek fakta dan menyeimbangkan berita untuk memberikan penjelasan yang benar tentang apa yang terjadi. Ini sudah menjadi patokan.
Tetapi reporter yang sukses tidak hanya berhenti pada komitmen dasar ini. Yang membedakan reporter yang baik dan buruk adalah caranya menggunakan kata.
Untuk menjadi penulis berita yang baik, poin-poin di bawah ini layak dipertimbangkan.
1. Mulailah setiap paragraf dengan fakta yang signifikan atau menarik, dan gunakan kata spesifik yang menarik.
Jika mungkin, mengawal kalimat dengan adalah, dahulu, nanti, dan sejenisnya. Kata kerja yang jelas yang menunjukkan tindakan, yang dinyatakan dengan tegas, biasanya meningkatkan mutu berita.
Akan tetapi kata kerja haruslah kata yang sudah diakrabi pembaca, yang dipakai dalam percakapan sehari-hari. Kebanyakan orang tidak menggunakan kata kerja seperti “menggemakan” atau “menginternalisasikan”, meskipun kata itu bagus.
2. Kata kerja aktif biasanya lebih baik ketimbang bentuk pasif untuk isi berita. Kata kerja aktif bersifat lebih langsung.
Akan tetapi, terkadang bentuk pasif menjadi satu-satunya pilihan. Misalnya, ketika berita diawali dengan elemen siapa (who) dari prinsip 5 W dan 1 H, bentuk pasif adalah satu-satunya pilihan.
3. Kata klise dan bahasa slang populer terbatas manfaatnya dalam berita.
Jika dimasukkan dalam merespons sumber, maka kata ini bisa dipakai dalam kutipan langsung atau tak langsung.
Menggunakan klise atau kutipan dari buku terkenal, lagu, dan sebagainya adalah soal opini. Beberapa jurnalis terkadang menggunakan nya karena mereka menganggap pembaca paham dengan klise tersebut. Misalnya, mereka menggunakan kata “naik daun” untuk mengganti kata “terkenal”.
Berita dengan lebih dari satu kata seperti ini patut dicurigai. Penulis terlalu sering menggunakan nya mungkin akan dianggap malas oleh pembaca nya dan oleh rekan seprofesi mereka.
Bahasa gaul terutama yang kasar atau mengandung nada jorok, meskipun mungkin ada di kampus, biasanya tidak dipakai oleh jurnalis dengan beberapa pengecualian.
Misalnya, jika sumber dikutip secara langsung atau tak langsung, bahasa gaul mungkin diperlukan untuk mempublikasikan akurasi dan kejujuran.
Demikian Dasar-Dasar Jurnalistik berupa Pengertian dan Cara Menulis Berita dari buku Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic Journalism) dengan sedikit editing. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).*