Nilai Berita – Kriteria Kelayakan Peristiwa Jadi Berita di Media Massa.
Nilai Berita adalah patokan wartawan dalam menilai apakah sebuah peristiwa layak diberitakan atau tidak.
Nilai berita (news values) disebut juga “kriteria kelayakan” sebuah peristiwa untuk menjadi berita atau diberitakan di media massa.
Berita adalah laporan peristiwa. Namun, tidak semua peristiwa layak dilaporkan (diberitakan).
10 Nilai Berita
Ada 10 nilai berita (news values) yang menjadi parameter apakah sebuah peristiwa layak diberitakan atau tidak.
1. Magnitude.
Seberapa luas pengaruh suatu peristiwa bagi publik atau masyarakat luas. Misal, kenaikan harga BBM.
2. Significance
Seberapa penting arti suatu peristiwa bagi publik. Misal, wabah penyakit.
3. Actuality/Timeliness
Tingkat aktualitas suatu peristiwa, baru saja terjadi. Misal, peristiwa semenit, sejam, atau maksimal sehari yang lalu.
4. Proximity
Kedekatan secara geografis dan psikologi. Misal, banjir di Bandung menarik bagi warga Bandung.
5. Prominence
Ketokohan orang yang terlibat dalam sebuah pertsiwa. Public figure atau artis cerai jadi berita, tetangga sebelah cerai dicuekin.
6. Dampak (impact)
Semakna dengan nomor 1 dan 2.
7. Konflik
Peristiwa ketegangan, perang, selalu menarik.
8. Human Interest
Menyentuh perasaan kemanusiaan publik, misalnya perbudakan dan penganiayaan.
9. Keanehan (Unusualness)
Hal yang unik, tidak lazim.
10. Seks
Ada ungkapan, all writing is boring but sex. semua tulisan/berita membosankan, kecuali tentang seks. Peristiwa seksual selalu menarik.
Nilai Berita Menurut Akademisi & Praktisi
Dedy Iskandar Muda daam buku Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional (Rosda, 2003) memaparkan nilai berita sebagai berikut:
a. Timeliness
Timeliness berarti waktu yang tepat. Artinya, memilih berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tepat waktu maksudnya, ketepatan dalam menyampaikan informasi tentang peristiwa yang sedang ditunggu oleh masyarakat dalam segi waktu.
Untuk itu, berita juga harus disiarkan secepat, mungkin sehingga faktor aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan.
b. Proximity
Proximiy artinya kedekatan. Kedekatan disini maknanya sangat bervariasi, yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan yang terkait lainnya.
c. Prominence
Artinya orang terkemuka atau ketokohan. Semakin seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan berita yang menarik pula. Mereka bisa saja dari berbagai kalangan seperti tokoh politik, agama, seniman, ataupun tokoh militer.
d. Consequence
Konsekuensi atau akibat yaitu segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain–lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkanorang banyak merupakan bahan berita yang menarik.
e. Conflict
Memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain berita adalah sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan.
f. Development
Merupakan materi berita yang cukup baik menarik apabila reporter yang bersangkutan mengulas dengan baik.
Berita yang menyangkut kegagalan dan keberhasilan pembangunan pasti akan melibatkan kepentingan penguasa dan masyarakat. Seorang reporter pun dituntut menguasai jurnalisme pembangunan.
g. Dissaster & Crimes
Dua peristiwa yang pasti mendapat tempat bagi pemirsa. Keduanya menyangkut masalah keselamatan manusia, karena dalam pendekatan psikologis keselamatan manusia menempati urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia.
h. Weather atau cuaca.
Di Indonesia dan negara – negara yang dilewati garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu. Sehingga di Indonesia berita tentang cuaca masih dianggap masih belum memiliki nilai jual, karena banyak pemirsa yang tidak menyediakan waktu untuk menyimaknya.
i. Sport
Berita olah raga sudah lama memiliki daya tarik. Setiap stasiun televisi memberi waktu untuk menyiarkan berita olah raga.
Begitu menariknya siaran ini sehingga banyak stasiun televisi yang membentuk divisi sendiri untuk keperluan liputan olah raga. Untuk itu, seorang reporter olah raga dituntut untuk memiliki pemahaman terhadap cabang olah raga, sehingga ia akan melakukan reportase dengan baik.
j. Human Interest
Berita human interest di media televisi memiliki daya tarik yang lebih tinggi dibanding media lainnya, karena dilengkapi dengan objek asli secara visual bukan imajinatif. Didukung dengan radio yang dapat memberikan daya tarif ekstra.
Nilai Berita – News Values.* |
Ulasan tentang nilai berita juga dismapaikan wartawan senior Satrio Arismundar. Ia menyebut nilai berita sebagai kriteria kelayakan sebuah peristiwa menjadi berita, meliputi:
Penting.
Suatu peristiwa diliput jika dianggap punya arti penting bagi mayoritas khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Tentu saja, media tidak akan rela memberikan space atau durasinya untuk materi liputan yang remeh.
Kenaikan harga bahan bakar minyak, pemberlakuan undang-undang perpajakan yang baru, dan sebagainya, jelas penting karena punya dampak langsung pada kehidupan khalayak.
Aktual.
Suatu peristiwa dianggap layak diliput jika baru terjadi. Maka, ada ungkapan tentang berita “hangat,“ artinya belum lama terjadi dan masih jadi bahan pembicaraan di masyarakat.
Kalau peristiwa itu sudah lama terjadi, tentu tak bisa disebut berita “hangat,” tetapi lebih pas disebut berita “basi.” Namun, pengertian “baru terjadi” di sini bisa berbeda, tergantung jenis medianya.
Untuk majalah mingguan, peristiwa yang terjadi minggu lalu masih bisa dikemas dan dimuat. Untuk suratkabar harian, istilah “baru” berarti peristiwa kemarin. Untuk media radio dan televisi, berkat kemajuan teknologi telekomunikasi, makna “baru” adalah beberapa jam sebelumnya atau “seketika” (real time). Contohnya, siaran langsung pertandingan sepakbola Piala Dunia.
Unik.
Suatu peristiwa diliput karena punya unsur keunikan, kekhasan, atau tidak biasa. Orang digigit anjing, itu biasa. Tetapi, orang mengigit anjing, itu unik dan luar biasa.
Contoh lain: Seorang mahasiswa yang berangkat kuliah setiap hari, itu kejadian rutin dan biasa. Tetapi, jika seorang mahasiswa menembak dosennya, karena bertahun-tahun tidak pernah diluluskan, itu unik dan luar biasa. Di sekitar kita, selalu ada peristiwa yang unik dan tidak biasa.
Asas Kedekatan (proximity).
Suatu peristiwa yang terjadi dekat dengan kita (khalayak media), lebih layak diliput ketimbang peristiwa yang terjadi jauh dari kita. Kebakaran yang menimpa sebuah pasar swalayan di Jakarta tentu lebih perlu diberitakan ketimbang peristiwa yang sama tetapi terjadi di Ghana, Afrika.
Perlu dijelaskan di sini bahwa “kedekatan” itu tidak harus berarti kedekatan fisik atau kedekatan geografis.
Ada juga kedekatan yang bersifat emosional. Agresi Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, misalnya, secara geografis jauh dari kita, tetapi secara emosional tampaknya cukup dekat bagi khalayak media di Indonesia.
Asas Keterkenalan (prominence).
Nama terkenal bisa menjadikan berita. Sejumlah media pada Juni-Juli 2006 ramai memberitakan kasus perceraian artis Tamara Bleszynski dan suaminya Teuku Rafli Pasha, serta perebutan hak asuh atas anak antara keduanya.
Padahal di Indonesia ada ratusan atau bahkan ribuan pasangan lain, yang bercerai dan terlibat sengketa rumah tangga. Namun, mengapa mereka tidak diliput? Ya, karena sebagai bintang sinetron dan bintang iklan sabun Lux, Tamara adalah figur selebritas terkenal.
Magnitude.
Mendengar istilah magnitude, mungkin mengingatkan Anda pada gempa bumi. Benar. Magnitude ini berarti “kekuatan” dari suatu peristiwa.
Gempa berkekuatan 6,9 skala Richter pasti jauh lebih besar dampak kerusakannya, dibandingkan gempa berkekuatan 3,1 skala Richter. Dalam konteks peristiwa untuk diliput, sebuah aksi demonstrasi yang dilakukan 10.000 buruh, tentu lebih besar magnitude-nya ketimbang demonstrasi yang cuma diikuti 100 buruh.
Kecelakaan kereta api yang menewaskan 200 orang pasti lebih besar magnitude-nya daripada serempetan antara becak dan angkot, yang hanya membuat penumpang becak menderita lecet-lecet. Semakin besar magnitude-nya, semakin layak peristiwa itu diliput.
Human Interest.
Suatu peristiwa yang menyangkut manusia, selalu menarik diliput. Mungkin sudah menjadi bawaan kita untuk selalu ingin tahu tentang orang lain. Apalagi yang melibatkan drama, seperti: penderitaan, kesedihan, kebahagiaan, harapan, perjuangan, dan lain-lain. Topik-topik kemanusiaan semacam ini biasanya disajikan dalam bentuk feature.
Unsur konflik.
Konflik, seperti juga berbagai hal lain yang menyangkut hubungan antar-manusia, juga menarik untuk diliput. Ketika ppahlawan sepakbola Perancis, Zinedine Zidane, “menanduk” pemain Italia, Marco Materrazzi, dalam pertandingan final Piala Dunia, Juli 2006 lalu, ini menarik diliput.
Mengapa? Ya, karena sangat menonjol unsur konflik dan kontroversinya. Bahkan, kontroversi kasus Zidane ini lebih menarik daripada pertandingan antara kesebelasan Perancis dan Italia itu sendiri.
Trend.
Sesuatu yang sedang menjadi trend atau menggejala di kalangan masyarakat, patut mendapat perhatian untuk diliput media.
Pengertian trend adalah sesuatu yang diikuti oleh orang banyak, bukan satu-dua orang saja. Misalnya, suatu gaya mode tertentu yang unik, perilaku kekerasan antar warga masyarakat yang sering terjadi, tawuran antarpelajar, dan sebagainya.
Demikian ulasan ringkas tentang nilai-nilai berita (news values). Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).*